Surplus Perdagangan RI US$ 3,59 Miliar dalam 6 Bulan

Badan Pusat Statistik‎ (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Juni ini surplus US$ 900,2 juta.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Jul 2016, 10:10 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2016, 10:10 WIB
BPS
Ilustrasi BPS (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik‎ (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Juni ini surplus US$ 900,2 juta. Secara kumulatif di semester I 2016, surplus perdagangan mencapai US$ 3,59 miliar.

Kepala BPS Suryamin, mengungkapkan nilai ekspor Indonesia di periode bulan keenam sebesar US$ 12,92 miliar dan impor lebih rendah dengan nilai US$ 12,02 miliar. Dengan demikian, kinerja perdagangan Juni ini mengalami surplus US$ 900,2 juta.

"Realisasi surplus perdagangan Juni lebih tinggi dibanding surplus Juni 2015 sebesar ‎536 juta, lalu defisit Juni 2014 sebesar 288,3 juta; kemudian defisit lagi US$ 877,2 juta di Juni 2013, dan US$ 1,28 miliar di Juni 2012.

Sementara sepanjang Januari-Juni 2016, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 3,59 miliar karena nilai ekspor yang lebih besar dibanding impor masing-masing sebesar US$ 69,51 miliar dan US$ 65,92 miliar.

"‎Tertinggi lagi sejak pencapaian neraca perdagangan di periode semester I 2012 yang surplus US$ 510 juta, defisit US$ 3,3 miliar di 2013, defisit lagi US$ 1,1 miliar di 2014. Tapi surplus semester I 2016 ini lebih rendah dibanding surplus di periode yang sama 2015 sebesar US$ 4,47 miliar," jelas Suryamin.

Rincian surplus neraca perdagangan Indonesia di Juni US$ 900,2 juta, terdiri dari realisasi non-migas yang mencapai US$ 1,40 miliar, sementara migas masih mencatatkan defisit US$ 498,4 juta. Defisit migas berasal dari defisit minyak mentah US$ 17,8 miliar, hasil minyak defisit US$ 911,7 juta, dan gas surplus US$‎ 431,1 juta.

Sementara surplus US$ 3,59 miliar di periode semester I 2016, terdiri dari migas defisit US$ 2,12 miliar, sementara non-migas surplus US$ 5,71 miliar. Defisit migas berasal dari US$ minyak mentah defisit ‎US$ 508,7 juta, hasil minyak defisit US$ 4,19 miliar, dan gas surplus US$ 2,58 miliar.

‎Laju ekspor di bulan keenam ini sebesar US$ 12,92 miliar ‎naik 12,18 persen ketimbang realisasi Mei lalu. Jika dibanding Juni 2015 yang sebesar US$ 13,51 miliar, pencapaian ekspor Juni lalu masih terkontraksi 4,42 persen.

Ekspor minyak dan gas (migas) meningkat 23,92 persen dari US$ 960 juta di Mei lalu menjadi US$ 1,19 miliar. Sementara non-migas naik 11,12 persen dari US$ 10,56 miliar menjadi US$ 11,73 miliar.

Secara total, kata Suryamin, ekspor Indonesia ke berbagai negara masih turun 11,37 persen dari Januari sampai Juni 2016 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara ekspor non-migas di semester I ini turun 7,92 persen menjadi US$ 63,61 miliar.

Kinerja impor di Juni ini sebesar US$ 12,02 miliar naik 7,86 persen dibanding Mei 2016. Dibanding Juni 2015 sebesar US$ 12,98 miliar, nilai ekspor bulan keenam ini turun 7,41 persen.

Ekspor non-migas naik 9,07 persen, dan migas meningkat 1,02 persen. Sementara nilai impor mencapai US$ 65,92 miliar di Januari-Juni 2016 atau turun 10,86 persen dibanding periode yang sama 2015.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya