Bakrie Sumatera Raup Penjualan Rp 770 Miliar di Semester I-2016

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) membukukan penjualan Rp 770 miliar sepanjang semester 1 2016.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 02 Agu 2016, 21:30 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2016, 21:30 WIB
20160304-Kelapa Sawit-istock
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) membukukan penjualan Rp 770 miliar sepanjang semester 1 2016. Angka penjualan tersebut ditopang dari penjualan komoditas sawit dan karet.

UNSP membukukan penjualan komoditas sawit dengan nilai Rp 571 miliar dan komoditas karet Rp 199 miliar.

Perseroan juga melakukan serangkaian program revitalisasi perkebunan fasilitas produksi untuk menjaga produktivitas kebun inti sawit dan karet, di tengah diskon harga jual CPO (Crude Palm Oil) domestik akibat kebijakan CPO Fund dan di tengah El-Nino yaitu kondisi cuaca ekstrim udara kering dan kurangnya curah hujan yang menyebabkan kemarau panjang dan kekeringan.

“Kami bekerja keras dengan sebaik-baik nya mengatasi kondisi air di kebun akibat kondisi cuaca ekstrim El-Nino tahun lalu, untuk menjaga produktivitas kebun inti sawit dan karet,” kata Direktur Investor Relations UNSP, Andi W Setianto dalam keterangan resminya, Selasa (2/8/2016).

Menurut Andi, harga komoditas sawit utama yaitu CPO berangsur membaik dari level bulanan terendah US$ 530 per ton FOB Malaysia di Januari ke level tertinggi US$ 680 di April 2016.

Andi juga mengatakan, kondisi El Nino di 2015 dan program biodiesel domestik menyebabkan berkurangnhya ekspor sawit untuk 2016. Itu menjadi katalis perbaikan harga CPO yang mulai terlihat di akhir kuartal I 2016.

Di sisi lain, kebijakan pungutan CPO Fund US$ 50 per ton untuk subsidi program biodiesel nasional menyebabkan harga CPO domestik yang diterima perseroan dan petani dari menjual CPO dan FFB (Fresh Fruit Bunch) di pasar lokal terpangkas karena diskon.

Pajak Ekspor CPO yang kembali dipungut Pemerintah Mei dan Juni 2016 ini, juga menambah diskon harga jual CPO dan FFB domestik yang diterima perseroan dan petani.

“Perseroan mengikuti protokol RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) and ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang menjunjung tinggi prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan,” paparnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya