Menteri ESDM Desak Inpex Percepat Pengembangan Blok Masela

Inpex juga meminta beberapa keringanan untuk mengembangkan Blok Masela.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Agu 2016, 11:51 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2016, 11:51 WIB
Kronologi Keberadaan Blok Masela
Rencananya, blok ini akan dikelola dua perusahaan yakni Inpex dan Shell.

Liputan6.com, Jakarta - Inpex Corporation diminta mempercepat pengembangan Blok Masela, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan pembangunan fasilitas pengolahan gas Blok yang berlokasi di Maluku tersebut berada di darat.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, Menteri ESDM Arcandra Tahar ‎telah menggelar pertemuan dengan Inpex pagi ini di Kantornya. Dalam pertemuan tersebut, Candra menginginkan Inpex mempercepat pengembangan Blok Masela.

‎

"Ada arahan dari Pak Menteri, yaitu dipercepat apa saja yang bisa dipercepat. Misalnya proses-proses yang bisa tidak dilakukan, yang lama-lama dipercepat, proses-proses yang serial bisa dibuat paralel seperti AMDAL berbarengan dengan FEED," kata Wiratmaja, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/8/2016).

‎Dalam pertemuan dengan Candra, ungkap dia, perusahaan migas asal Jepang tersebut juga menyampaikan permintaan tingkat pengembalian modal (Internal Rate of Return/IRR) dalam mengembangkan Blok Masela agar lebih menarik. "Inpex kan ‎sebagai investor selalu minta kalau bisa IRR yang atraktif untuk mereka, di kisaran kira-kira 15 persen," tutur dia.

Inpex juga meminta beberapa keringanan untuk mengembangkan Masela, seperti insentif. Namun hal tersebut perlu dibicarakan lebih intens, sehingga akan dilakukan pertemuan rutin untuk membahasnya. Sedangkan keputusan final investasi (Final Investment Decision/FID) ditargetkan selesai 2018.

"Mereka minta beberapa insentif, nanti kita bahas minggu depan. Jadi minggu depan bergerak terus, tiap minggu tim ini laporan ke Pak Menteri. Targetnya di efisiensi jauh lebih cepat, FID-nya 2018, jadi start FID sama persis dengan kalau offshore‎," tutup dia. (Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya