Biaya Nikah Jauh dari Target, Bijakkah Pinjam Uang?

Untuk resepsi pernikahan sederhana di kota besar saja membutuhkan biaya Rp 50 juta.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Agu 2016, 19:05 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2016, 19:05 WIB
7 Rahasia Pasangan yang Pernikahannya Langgeng
Faktor apa yang bisa membuat pernikahan awet terus? Ini dia 7 rahasia dari mereka yang pernikahannya awet.

Liputan6.com, Jakarta - Biaya untuk melangsungkan pesta pernikahan di Indonesia bisa dibilang tidak murah. Untuk sebuah resepsi simpel di kota-kota besar dibutuhkan setidaknya Rp 50 juta.

Meskipun tentu saja ada banyak alternatif untuk menyelenggarakan resepsi secara sederhana.  Bahkan pernikahan tanpa resepsi pun sangat memungkinkan. Akan tetapi biasanya, pihak orangtualah yang justru menghendaki resepsi dengan alasan ingin bertemu teman-teman lama.

Masalah datang ketika uang yang dimiliki jauh dari target. Kalau sudah begini meminjam uang pun jadi solusi. Akan tetapi bijakkah mengajukan pinjaman bank untuk biaya pernikahan? Apa saja yang harus diperhatikan sebelum mengajukan kredit? Simak artikel berikut ini seperti dikutip dari www.cekaja.com, Senin (22/8/2016):

1. Jangka waktu sebelum pesta pernikahan dilangsungkan

Pertama, tanyakan pada diri sendiri apakah Anda benar-benar butuh uang tambahan untuk biaya pernikahan. Pesta pernikahan dapat tetap berlangsung dengan dana yang Anda punya dengan mengurangi beberapa pengeluaran. Misalnya mengurangi jumlah undangan atau memilih gedung yang lebih murah.

Kalau masih memiliki waktu 12 bulan atau lebih, maka mengejar target tabungan dengan cara menabung masih memungkinkan. Pertama, hitung kebutuhan dana pernikahan dibagi jangka waktu yang tersisa.

Namun, apabila ternyata pernikahan akan berlangsung dalam jangka waktu di bawah 12 bulan, mengajukan pinjaman, misalnya KTA (Kredit Tanpa Agunan) menjadi alternatif. Mengapa harus KTA? Karena bunga pinjaman rendah, tidak menggunakan jaminan, dan Anda bisa memilih tenor yang sesuai kemampuan untuk membayar.

2. Besarnya pinjaman yang diajukan

Kalau pesta pernikahan berlangsung kurang dari 12 bulan, maka mulai rumuskan berapa kekurangan dana yang dibutuhkan. Besar pinjaman yang dapat diambil sebaiknya tidak lebih dari 30 persen penghasilan bulanan. Misalnya kalau penghasilanmu Rp 10 juta per bulan, maka cicilan KTA maksimal adalah Rp 3 juta bulan.

Rasio tersebut harus dipenuhi agar Anda bisa membayar cicilan tanpa menganggu penegluaran lain. Misalnya kewajiban pembayaran cicilan lain atau biaya kebutuhan sehari-hari. Selain itu durasi pembayaran cicilan sebaiknya tidak lebih dari 12 bulan.

Alasannya, setelah menikah ada berbagai kebutuhan penting yang harus juga dipenuhi seperti membeli rumah tinggal, mempersiapkan dana untuk anak, tabungan dana darurat, dan lain-lain.

Pertimbangan lain agar Anda tidak merasa terbebani dalam membayar cicilan lain adalah dengan melunasi utang-utang lain seperti utang kartu kredit.

Pilih Pinjaman Tepat



3. Memilih pinjaman yang tepat

Pertimbangan paling penting dalam memilih KTA adalah besarnya bunga. Pada umumnya, bank menampilkan suku bunga flat per tahun atau per bulan di iklan atau pun penawaran.

Dalam melakukan perbandingan suku bunga pastikan produk-produk KTA itu menggunakan metode perhitungan yang sama. Pertimbangkan juga biaya administrasi dan juga biaya apabila Anda ingin melunasi cicilan lebih cepat.

4. Disiplin menggunakan pinjaman

Setelah pengajuan KTA disetujui, pastikan dana yang didapat memang digunakan sesuai kebutuhan. Jangan lupa mengkomunikasikan dengan pasangan kalau dana tambahan untuk biaya pernikahan kalian berasal dari dana pinjaman bank.

Jika tidak ada komunikasi, diharapkan akan ada selisih paham dalam membuat anggaran setelah menikah. Pastinya Anda tidak ingin masalah uang menjadi percikan pada  pernikahan yang baru seumur jagung.

Rasio yang seimbang adalah dengan membagi anggaran biaya hidup (maksimal 50 persen), cicilan KTA (30 persen), menabung dan investasi (10 persen), dan hiburan (10 persen).

Selama masih memiliki cicilan KTA, hindari dulu penggunaan kartu kredit atau mengambil cicilan lain karena dapat memperketat arus kas. Kalau ingin keuangan tetap sehat dan pinjaman terlunasi tepat waktu, disiplin adalah kuncinya. (Ahm/Ndw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya