Malaysia Incar Sumber Migas Natuna

Pemerintah Malaysia menyatakan berminat ikut menggarap Blok East Natuna.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Sep 2016, 11:17 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2016, 11:17 WIB
20160816-Sidang-MPR-Jakarta-Jokowi-FF
Menko Maritim dan Sumber Daya Luhut B Panjaitan saat menghadiri sidang tahunan MPR RI di ruang rapat paripurna 1 Gedung Nusantara, Jakarta, Selasa (16/8). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Badan usaha milik negara ‎(BUMN) minyak dan gas (migas) Malaysia Petronas mengincar sumber migas Natuna. Petronas berminat ikut menggarap Blok Migas East Natuna yang menjadi fokus pemerintah untuk segera dikembangkan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah Malaysia menyatakan minatnya untuk ikut menggarap Blok East Natuna melalui Petronas, bersama PT Pertamina (Persero) sebagai operator Blok tersebut.

"Kemarin saya bicara di Malaysia ada bilateral meeting dan ketemu sama deputy prime minister juga. Kita ingin Petronas masuk bersama-sama‎ Pertamina di sana," kata Luhut, di Jakarta, Kamis (1/9/2016).

Luhut menuturkan, ketertarikan Petronas untuk menggarap Blok East Natuna karena mereka memiliki teknologi yang bisa menangani kadar karbondioksida (CO‎2) yang banyak terkandung di Blok East Natuna. Saat ini minat tersebut sedang dibicarakan dengan Pertamina.

"Di East Natuna yang berada di blok utara ada gas CO2nya. Teknologinya juga ada. Mereka lagi pertimbangkan sekarang dengan Pertamina. Pertamina ikut dengan saya," ujar Luhut.

Luhut melanjutkan, Petronas akan dicarikan Blok Migas di luar konsorsium yang telah dibentuk, yaitu Pertamina, PTT Thailand, dan Exxon Mobile.

Jika pengembangan migas cepat dilaksanakan di Blok East Natuna maka akan membawa manfaat bagi pengembangan perekonomian di wilayah tersebut. Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ya dan beberapa di situ nanti term nya kita lihat detil dengan Pertamina. Saya kira bagus sekali karena kita ingin segera jalan kegiatan ekonomi di sana," ujar Luhut. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya