Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan akan membicarakan pengembangan sektor perikanan di perairan Natuna, dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Luhut mengatakan, akan mencari peluang pemanfaatan kekayaan laut di Natuna untuk kepentingan rakyat Indonesia. Karena itu perlu sinergi rencana dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Natuna kita akan lihat, kita akan bicara dengan bu Susi bagaimana kita manfaatkan peluang kekayaan ikan kita untuk kemaslahatan rakyat Indonesia," kata Luhut, usai menghadiri serah terima jabatan, di Kantor Kordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Luhut menuturkan, pemanfaatan kekayaan laut di Natuna akan dilakukan sendiri oleh bangsa Indonesia, tetapi mengajak banyak perusahaan dalam negeri untuk membangun industri turunannya.
Baca Juga
"Tapi kita memang bisa kerja sama dengan any company tapi harus di dalam negeri industrinya, industri kapal. Nanti kita lihat dengan bu Susi bagaimana format yang paling baik," tutur Luhut.
Sebelumnya Susi menyatakan, pengembangan kawasan Natuna sangat penting. Kawasan ini kini tengah menjadi perhatian pemerintah setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau dan menggelar rapat di atas kapal perang di perairan tersebut.
"Ada masalah yang lebih berat dari politis, dan ada masalah yang akan datang, yaitu Natuna. Aktivitas ilegalfishing adalah yang seharusnya kita lawan dan saya menyadari penangkapan ikan lebih penting," kata dia.
Susi menuturkan, mengemban tugas di dalam pemerintahan, terutama yang terkait dengan sektor kelautan dan perikanan memang tidak mudah. Buktinya, sejak terbentuknya Kabinet Kerja, jabatan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya telah diisi oleh tiga orang.
Oleh sebab itu, kata Susi Pudjiastuti, dirinya hanya ingin fokus bekerja dengan baik, siapa pun yang menjadi Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya ini.
"Lakukan saja pekerjaan saya dan menteri koordinator telah berganti dua kali. Tiga orang tidak dapat bertahan pada pekerjaan itu," ujar dia. (Pew/Ahm)
Advertisement