Kerja Sama Dagang RI Tiongkok Bisa Lewat Jalan Sutra Maritim

Konsep poros maritim dunia yang dicanangkan Presiden Jokowi dapat melengkapi inisiatif jalur sutra maritim Tiongkok.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Sep 2016, 10:36 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2016, 10:36 WIB
Tiongkok Gandeng Indonesia Bangun Jalur Sutra Abad 21
Menlu Wang Yi mengatakan pihaknya ingin menggandeng Indonesia dalam pembangunan Jalur Sutra Abad 21 yang tengah digalakkan Tiongkok (Antara)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Tiongkok bisa mengembangkan kerja sama perdagangan dengan adanya konsep poros maritim dunia dan jalan sutra maritim. Poros maritim dunia merupakan konsep yang dimiliki Indonesia, sedangkan jalan sutra maritim adalah konsep yang tengah dikembangkan Tiongkok.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan, konsep poros maritim dunia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat melengkapi inisiatif jalur sutra maritim (Maritime Silk Road) yang digagas Tiongkok.

Konsep jalur sutra maritim abad ke-21 menekankan pada peningkatan hubungan di wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Barat, dan Afrika dengan membangun jaringan kota-kota pelabuhan.

"Sejak abad ke-21, jalur sutra maritim merupakan sebuah platform yang berdasarkan perundingan dan kontribusi bersama, sehingga kita dapat saling berbagi manfaat," ujar dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (13/9/2016).

Menurut Arlinda, kerja sama maritim secara komprehensif ini akan meningkatkan ekonomi dan perdagangan antara ASEAN dan Tiongkok dengan seluruh dunia. Serta mampu menyelaraskan kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia.

“Kita juga perlu bekerja sama untuk membangun perekonomian regional yang selanjutnya dapat meningkatkan peluang perdagangan, investasi dan jasa,” dia melanjutkan.

Arlinda percaya untuk menciptakan kerja sama kemaritiman yang strategis dan komprehensif, ASEAN dan Tiongkok dapat mempercepat konektivitas jaringan seperti transportasi laut dan air, jalan tol, kereta api ekspres, penerbangan, dan jaringan komunikasi kabel optik.

“Kerja sama pengembangan jalan atau akses laut sebagai pendukung percepatan ekonomi dan perdagangan, serta fokus terhadap kerja sama investasi kemaritiman, peningkatan kapasitas, peralatan manufaktur, permodalan, dan teknologi informasi,” ungkap dia.

Sebagai informasi, pada November 2015, Presiden Jokowi telah meresmikan tol laut sebagai salah satu program kemaritiman yang menghubungkan antar laut dan perdagangan.

Pada 2015, pemerintah telah membangun 27 pelabuhan laut dan membangun 4 pelabuhan penyeberangan, 7 bandara baru, dan 12 bandara pemugaran. Selain itu, Pemerintah juga membangun 68 pelabuhan laut lagi yang tersebar di Maluku, Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi.

Pada akhirnya, kerja sama ini akan membantu kedua pihak untuk mencapai tujuan dan target perdagangan ASEAN-Tiongkok sebesar US$ 1 triliun pada 2020, meningkatkan negosiasi kerja sama ekonomi regional yang komprehensif, serta memperkuat hubungan ASEAN dan Tiongkok.(Dny/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya