RI Siap Gandeng Australia Garap Pasar Daging di Tiongkok

Produk daging sapi Australia menjadi salah satu pilihan impor beberapa negara‎.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Sep 2016, 17:34 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2016, 17:34 WIB
20160702-Sambut Idul Fitri, Harga Daging Sapi Meroket-Jakarta
Aktivitas jual beli daging sapi di pasar daging tradisional Palmerah, Jakarta, Senin (4/7). H-2 Idul Fitri 1437 H, harga kebutuhan daging sapi meroket dari Rp 130.000 menjadi 150.000 per kilogram. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Australia dikenal dengan negara yang memiliki hasil peternakan yang unggul, terutama dalam hal ternak sapi. Tidak heran, produk daging sapi Australia menjadi salah satu pilihan impor beberapa negara‎.

Dengan potensi itu, Indonesia berencana bekerjasama dengan Australia dalam meningkatkan pasar daging sapi tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga ke negara lain.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengungkapkan, kerjasama itu memungkinkan mengingat Indonesia sebagai jalur perdagangan strategis Australia, terutama ke wilayah IndoChina.

‎"Dengan Australia, sebetulnya visinya sinergitas antara Australia dan Indonesia untuk kongsian bisa menyerang pasar ekspor di Tiongkok, Filipina, Indochina bahkan Timur Tengah," kata Lembong di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Untuk itu, menurut Lembong, pemerintah Indonesia akan menjaga baik hubungan dengan Australia demi kepentingan dua negara untuk bisa saling menguntungkan.

‎"Jadi jangan kita berantem dengan mereka, lebih baik kita kongsi dengan mereka karena memang ada banyak sinergitas antara Australia dengan Indonesia dalam bidang ternak sapi khususnya daging sapi," papar Mantan Menteri Perdagangan itu.

Kajian sinergi itu didapatkan Lembong dari hasil pertemuan bilateral antara Indonesia dengan Australia dalam G-20 yang digelar di Tiongkok beberapa hari lalu.

Dalam pertemuan bilateral itu, tidak hanya rencana kerjasama ekspansi pasar daging sapi, pemerintah Indonesia juga menawarkan investasi langsung Australia ke sektor pariwisata.

"Australia punya sektor pariwisata yang sangat canggih, kita mesti memanfaatkan keahlian mereka di bidang itu," tutup dia. (Yas/nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya