Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pemerintah berupaya menurunkan waktu tunggu bongkar muat kapal (dwelling time) di pelabuhan menjadi 2 hari. Hingga kini, dwelling time pelabuhan di Indonesia rata-rata masih berkisar antar 4-5 hari.
Luhut bahkan menyatakan ada beberapa pelabuhan di Indonesia seperti di Belawan yang memiliki dwelling time mencapai 10 hari. Hal ini dinilai masih memprihatinkan dan perlu segera diperbaiki.
"Dwelling time memang eloknya 2 hari, 3 hari lah. Saat ini 3 sampai 4 dan 5 hari. Di tempat lain seperti di Belawan lama itu. Mereka itu bisa rendah kadang, tapi saya kirim orang tanpa protokol di situ, kadang 10 hari belum bisa masuk ke dalam,"‎ ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Baca Juga
Selain soal dwelling time, lanjut Luhut, di sektor maritim pemerintah juga akan fokus menyelesaikan proyek poros maritim dunia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ‎untuk menyusun program-program poros maritim ini.
"Kita selesaikan dulu ya narasi besar poros maritimnya Pak Presiden dan sudah kita paparkan. Itu akan kelihatan profil dari semua, apa saja program itu, 77 program itu. sekarang ini kita lagi buat detail dengan Bappenas, itu semua terharmonisasi dengan baik. Selama ini memang kita kurang kordinasi dan harmonisasi peraturan dan program. Sering tumpang tindih, makanya ini kita koordinasikan," dia menuturkan.
Sementara untuk program tol laut, kata Luhut, akan terus dilanjutkan pemerintah. ‎Adanya program ini diharapkan bisa menekan biaya logistik laut yang selama ini masih sangat tinggi di Indonesia.
"Soal tol laut, ini memang salah satu upaya untuk menekan cost laut kita. Cost laut kita salah satu termahal di dunia. Studi mengatakan Rp 721 triliun penghematan yang bisa dilakukan menyangkut itu," tutur dia.
Untuk menggenjot ketiga hal ini, maka perlu adanya perbaikan baik pada sumber daya manusia (SDM), sistem serta sarana pendukung. ‎"(Perlu diperbaiki) orangnya, sistemnya, sarananya. Tadi ada yang tanya misalnya, simpul ekonomi lagi kita bangun," tandas dia.(Dny/Nrm)