Liputan6.com, Jakarta Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan masih banyak pelaku-pelaku pungutan liar yang ada di beberapa pelabuhan di Indonesia. Dicontohkannya, salah satu di Pelabuhan Medan, Belawan.
Menurut Jokowi, waktu bongkar muat di Pelabuhan Belawan yang saat ini masih 7-8 hari, diakibatkan banyaknya pihak-pihak yang memanfaatkan kondisi untuk mengisi kantong pribadi‎, terutama dalam penggunaan mobile crane.
Baca Juga
Kadisbudpar Kabupaten Bogor Jawab Keluhan Harga Tiket Masuk Curug Nangka Rp54,9 Ribu yang Dikira Pungli
Bandung Waspadai Pungli di Destinasi Wisata Saat Long Weekend Isra Miraj dan Imlek 2025
Penegakan Hukum demi Berantas Pungli, Perlu Koordinasi Aparat dengan Pengelola Destinasi untuk Pencegahannya
Dari hasil kunjungannya beberapa waktu juga dari laporan, Jokowi mendapati ada 8 crane yang dimiliki Pelabuhan Belawan, namun hanya satu yang dioperasikan secara rutin.
Advertisement
"‎Di Belawan coba, cara main-main seperti itu sudah tidak bisa lagi. Ada 8 crane, yang dijalankan hanya 1 crane, itu untuk tawar menawar saja. Nggak bisa seperti ini. Saya pastikan. Saya akan perintahkan Kapolri ke Belawan," kata Jokowi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (13/9/2016).
Jokowi mengungkapkan dengan ditindak tegas para pelaku yang tidak bertanggung jawab tersebut diharapkan dapat menurunkan angka dwelling time menjadi kisaran 2-3 hari. Angka dwelling time itu sudah menjadi patokan untuk menjadikan sebuah pelabuhan memiliki daya saing.
"Ada crane 8, yang dijalankan cuma 1. Untuk apa? Untuk tawar menawar. Masih kita terus-teruskan seperti itu. Sekarang orang kabinet banyak orang lapangan dan tahu betul apa yang terjadi di lapangan. Kalau tidak berubah, betul-betul ditinggal kita," tegas Jokowi.
Peringatan ini dikatakan Jokowi tidak hanya untuk Pelabuhan Belawan, melainkan pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia. ‎Karena dari data yang ia miliki, hanya Pelabuhan Tanjung Priok yang angka dwelling time-nya membaik sangat signifikan.
Jokowi menaruh perhatian lebih dalam hal waktu bongkar muat itu, karena ia ingin arus logistik di Indonesia lebih efisien dan tidak terlalu tinggi cost-nya.
"Kita tidak boleh jadi penonton dalam persaingan, penonton dalam era kompetisi. Agar kita bisa menangkan pertarungan, kompetisi. Membuat ekonomi semakin kompetitif, berdaya saing," tutupnya. (Yas)