Liputan6.com, Jakarta Menteri Susi Pudjiastuti menguraikan suka duka selama dua tahun menahkodai Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sepak terjangnya memberantas praktik pencurian ikan hingga menenggelamkan kapal maling ikan telah membuahkan hasil yang menandai kebangkitan laut Indonesia.
Saat berbincang-bincang dengan wartawan di kantor KKP, Rabu malam (28/9/2016), Menteri Susi mengaku senang kini laut Indonesia "bersih" dari praktik illegal fishing. Semua itu terwujud berkat dukungan dari berbagai pihak, baik di kalangan nasional maupun internasional.
"Sukanya saya bisa mengosongkan laut Indonesia dari perompak-perompak. ‎Karena ada kemauan, dukungan dari semua pihak, nyatanya bisa kok, bisa bersih," tegas Susi.
Baca Juga
‎Menurut Susi, cara mengusir para maling ikan dari laut Indonesia sesuai dengan aturan yang berlaku. Negosiasi yang baik, bahkan tidak menangkap dan memenjarakan pengusaha-pengusaha besar yang bermain di praktik pencurian ikan.
"Saya tidak tangkap dan pidanakan tokoh-tokoh besar di dunia illegal fishing, yang penting mereka berhenti. Janjinya itu saja, tapi kalau mereka mulai goyang-goyang, lihat saja nanti. Jadi negosiasi yang baik demi kemenangan," dia menambahkan.
Walhasil, akibat kebijakan konsisten yang dijalankan KKP, kata Susi, hasil tangkapan ikan 4,1 juta ton dapat mengisi kebutuhan pasar dalam negeri.
Ia menghitung, jika harga tangkapan per kilogram (kg) mencapai Rp 10 ribu, maka sekitar Rp 410 triliun pendapatan bisa diraup. Nilai yang sangat besar.
"Kalau mau balikin yang dulu (penangkapan ikan oleh asing dibuka) jadi 2,5 juta ton lagi, tidak mau lah saya. Wong kita saja bisa menangkap ikan sampai 9,9 juta ton. Nelayan juga tidak akan mau‎. Belum lagi ratusan kapal asing banyak yang tidak tercatat dan tidak bayar pajak," keluh Susi.
Sebagai contoh, Mantan Bos Susi Air ini menyebut wilayah Pangandaran. Di daerah tersebut, selama 15 tahun kekeringan pasokan ikan teri. Kini, nelayan bisa menjaring hingga 5 ton ikan teri.
Advertisement
Di daerah Cilacap pun demikian, panen udang rebon hingga berton-ton, termasuk di kawasan Sendang Biru, hasil tangkapan ikan tuna mencapai 100 ton.
"Itu semua hal-hal yang tidak pernah kita lihat hampir 15 tahun lalu. Tapi sekarang pasokan ikan melimpah, jadi ngapain kita balik ke yang dulu. Karena sebelum Susi, tangkapan ikan cuma 2,5 juta ton," tegas dia kembali.
Sementara dukanya, ia mengaku sedikit terusik dengan kehidupan pribadinya. "Kenikmatan hidup sekarang sukar, semua orang mau foto. Itu tidak enaknya jadi menteri," ujar dia sambil tersenyum.(Fik/Nrm)