Bendera Filipina Sempat Berkibar di Wilayah Sulawesi Utara

Bendera Filipina sempat berkibar di pulau terpencil yang berjarak 400 km dari Manado dan 30 km dari Filipina.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 10 Okt 2016, 14:23 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2016, 14:23 WIB
20151211-Presiden Sambut Kapal Pengangkut Ternak KM Camara Nusantara I
Presiden Jokowi menyambut Kapal Pengangkut Ternak KM Camara Nusantara I yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, (11/12). Kapal ternak harus mengikuti standar dunia, Kapal harus menjamin ternak tidak boleh stres. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Konektivitas antar pulau menjadi pekerjaan rumah utama pemerintah. Selama ini karena konektivitas yang rendah banyak wilayah Indonesia yang terancam kedaulatannya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bercerita, dalam kunjungannya di sebuah pulau terpencil sebelah utara di Sulawesi Utara (Sulut). Ia sempat melihat bendera Filipina berkibar di pulau tersebut. Menurutnya, berkibarnya bendera Filipina tersebut karena buruknya konektivitas.

"Pernah bendera Filipina berkibar di sana. saat itu memang tidak ada logistik yang mendarat ke sana," kata dia dalam acara Forum Diskusi Publik Sektor Transportasi di Thamrin Nine Jakarta, Senin (10/10/2016). Pulau terpencil tersebut berjarak 400 km dari Manado dan 30 km dari Filipina. 

Logistik memang sulit untuk masuk ke pulau tersebut. Untuk jalur laut memerlukan waktu yang cukup lama. Sedangkan melalui jalur udara juga infrastruktur bandar udara yang belum memadai. 

Landasan pacu bandar udara di pulau tersebut hanya sepanjang 1.400 meter. Hanya pesawat-pesawat kecil yang bisa mendarat di pulau tersebut. Ke depan, pemerintah berencana untuk memperpanjang landasan pacu menjadi 1.600 meter.

"Tapi yang saya senang. Saya bersama Pak Wagub menguji di sana masih Indonesia tidak. Saya minta warga bernyanyi lagu Indonesia Raya dan mereka fasih menyanyikannya. Jadi pada saat mereka bernyanyi kami merinding," jelas dia.

Bukan hanya itu, Budi melanjutkan, kurang baiknya konektivitas juga terlihat saat berkunjung di sebuah wilayah Jayapura. Di wilaya tersebut jarang terjamah barang-barang dari Indonesia.  Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah tersebut, pemerintah berencana membuat tol logistik.

" Di wilayan Jayapura itu lanadasan cuma 600 meter. Padahal penduduknya mengharapkan logistik dari kita. Saya memberanikan diri ke sana, yang katanya tidak bisa diperpanjang tapi kita putuskan untuk diperpanjang. Jadi ini kaitannya dengan tol laut, yang tadinya cuma sampai pantai, kita inginkan ada lagi tol logistik," jelas dia.

Konektivitas merupakan program utama pemerintah. Dia ingin supaya pemerintah benar-benar hadir di masyarakat. "Kami memang ingin sekali membangun konektivitas untuk transportasi karena kami tidak ingin ekonomi kita jalan stagnan," tandas dia. (Amd/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya