Anggaran Terbatas, Kemenhub Lepas Pengelolaan Beberapa Bandara

Langkah pemerintah untuk membuka luas konektivitas salah satunya untuk mendukung sektor pariwisata.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 10 Okt 2016, 16:45 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2016, 16:45 WIB
Bandara Silangit,  Tapanuli Utara, Sumatera Utara. (Foto: Achmad Dwi/Liputan6.com)
Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. (Foto: Achmad Dwi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta untuk mengembangkan bandara dan pelabuhan di Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk mendorong konektivitas karena menimbang terbatasnya anggaran negara.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerangkan, pemerintah akan menyerahkan sebagian pengelolaan bandara dan pelabuhan ke BUMN dan swasta dalam kategori untung. Bandara dan pelabuhan yang diserahkan masuk dalam kategori untung.

"Dalam diskusi kami. Kita siap untuk memberikan katakanlah 49 persen, bandara yang untung kepada asing supaya memberi suatu persepsi yang baik. Dan uang itu bisa membangun bandara yang lain, katakan satu contoh Kualanamu kita jual suatu besaran yang baik. Angkasa Pura II dapat uang kita berikan Belitung dan Radin Inten," jelas dia dalam acara Forum Diskusi Publik Sektor Transportasi di Thamrin Nine Jakarta, Senin (10/10/2016).

Tanpa menyebutkan secara rinci, dia mengatakan terdapat 7 sampai 12 bandara yang bisa dikelola BUMN dan swasta. Kemudian, ada 22 pelabuhan sampai 50 pelabuhan yang bisa dilimpahkan pengelolaannya.

"Kalau bicara bandara kita sudah menginventarisir 7-12 bandara yang kita akan serah terima kepada Angkasa Pura I dan II dan swasta. Sudah menetapkan 22 pelabuhan, mungkin sampai 50. Kita akan berikan Pelindo dan swasta. Itu akan memberikan ruang bagi kita di mana APBN relatif tidak dapat meng-cover semuanya," jelas Budi Karya.

Dukungan ke pariwisata

Langkah pemerintah untuk membuka luas konektivitas salah satunya untuk mendukung sektor pariwisata. Budi Karya mengatakan, pemerintah akan juga menjadikan Belitung sebagai salah satu bandara internasional.

"Ada beberapa yang kami laporkan berkaitan pariwisata seperti Belitung. Jalannya bagus pemandangan wow sekali, bandara tidak begitu besar panjangnya 1.600 sampai 2.000 meter. Kemarin kita putuskan Desember ini Belitung menjadi bandara internasional" ujar dia.

Upaya pemerintah untuk mendorong pariwisata bukan isapan jempol semata. Sebelumnya, pemerintah juga membuka akses penerbangan menuju Bandara Silangit.

"Di Silangit 3 bulan atau 6 bulan yang lalu tidak satupun bandara atau penerbangan di sana. Garuda terimakasih, pionir. Sekarang sudah 4 penerbangan satu hari karena kita lihat Toba begitu indah," tutup Budi Karya. (Amd/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya