Kadin Fasilitasi Pengusaha Malaysia Investasi untuk Produk RI

Malaysia merupakan investor kedua terbesar di Indonesia setelah Singapura dengan total investasi US$ 5,9 miliar pada 2015.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Okt 2016, 11:15 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2016, 11:15 WIB
Malaysia merupakan investor kedua terbesar di Indonesia setelah Singapura dengan total investasi US$ 5,9 miliar pada 2015.
Malaysia merupakan investor kedua terbesar di Indonesia setelah Singapura dengan total investasi US$ 5,9 miliar pada 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menyatakan siap memfasilitasi pengusaha Malaysia yang akan  berinvestasi untuk pengembangan produk-produk ekspor Indonesia.

Sejumlah produk tersebut antara lain tekstil, elektronik, karet, hasil hutan, udang, kopi, batu bara, minyak kelapa sawit dan turunannya, serta kopra.

Hal ini merupakan hasil kunjungannya ke Kuala Lumpur, Malaysia, dalam rangka mendampingi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito saat bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia Dato Sri Mustapa Mohamed, dan kalangan pelaku usaha di negeri itu.

Ikut serta dalam rombongan tersebut Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Juan Permata Adoe dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani.

Rosan mengatakan, kedekatan sejarah, bahasa, dan budaya Indonesia-Malaysia menjadi modal utama bagi peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi.

"Kadin siap memfasilitasi keinginan pengusaha Malaysia mengembangkan produk-produk ekspor Indonesia. Selama ini, Malaysia mengekspor ke Indonesia produk kimia seperti polymer ethylen, acrylic hydrocarbon, sirkuit elektronik terintegrasi, dan komponen mesin," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (22/10/2016).

Dia mengatakan, Malaysia merupakan investor kedua terbesar di Indonesia setelah Singapura, dengan total nilai US$ 5,9 miliar pada 2015.

Mayoritas proyek yang digarap mencakup sektor telekomunikasi, perbankan, serta minyak dan gas (migas). Sementara bagi Malaysia, Indonesia merupakan mitra dagang ketujuh terbesar dunia dan ketiga terbesar di antara negara-negara ASEAN.

Rosan mengungkapkan, pemerintah Indonesia sangat mendukung langkah-langkah konkret yang dilakukan pebisnis untuk meningkatkan kerja sama sinergis dengan para mitra di luar negeri.

Menurut dia, penerbitan paket kebijakan ekonomi I-XIII menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara tetangga serta untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memiliki kepastian hukum.

"Upaya peningkatan perdagangan dan investasi sudah dilakukan kedua pemerintahan melalui joint trade and investment committee (JTIC) sebagai Forum Government to Business, termasuk mengenai pembahasan perdagangan lintas batas," kata dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai perdagangan bilateral Indonesia-Malaysia pada 2015 mencapai US$ 16,15 miliar. Neraca perdagangan kedua negara pada 2015 menunjukkan angka US$ 903,75 juta, dengan terjadi defisit untuk Indonesia.

Sementara ekspor Indonesia ke Malaysia, pada periode Januari-Maret 2016 sebesar US$ 1,64 miliar atau turun 24,04 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada pada posisi US$ 2,16 miliar.

Sedangkan impor Indonesia dari Malaysia periode yang sama tercatat US$ 1,68 miliar atau turun 28,84 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 2,29 miliar. (Dny/Ahm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya