Dampak Efisiensi, Laba Pertamina Kuartal III 2016 Naik

PT Pertamina (Persero) mencatat laba sampai kuartal III 2016, sebesar ‎US$ 2,83 miliar, angka tersebut naik dibanding periode yang sama 2015

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Nov 2016, 20:50 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2016, 20:50 WIB
Ilustrasi Minyak Pertamina (2)
Ilustrasi Minyak Pertamina (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mencatat laba sampai kuartal III 2016, sebesar ‎US$ 2,83 miliar, angka tersebut naik hampir 100 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Hal ini disebabkan keberhasilan Pertamina melakukan efisiensi.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, laba bersih perseroan pada kuartal III 2016 sebesar US$ 2,83 miliar, naik US$ US$ 1,41 miliar, dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,42 miliar.

"September laba Pertamina US$ 2,83 miliar,‎" kata Dwi, saat menghadiri Rakernas KADIN Indonesia Bidang Energi Dan Migas, di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Tidak sejalan dengan laba, pendapatan Pertamina pada kuartal III 2016 justru mengalami penurunan sebesar US$ 15,14 miliar. Tercatat pendapatan pada periode tersebut US$ 26,62 miliar turun dari kuartal III 2015 sebesar US$ 41,76 miliar.

‎Dwi mengungkapkan, penyebab kenaikan laba kuartal III, meski pendapatan perusahaan energi nasional tersebut turun adalah keberhasilan aksi Pertamina dalam menerapkan efisiensi. Hal tersebut merupakan langkah Pertamina dalam menghadapi kondisi penurunan harga minyak dunia.

Dwi menyebutkan, pada kuartal III tahun lalu Pertamina memperoleh US$ 804 juta dari hasil mengencangkan ikat pinggang. Sedangkan periode yang sama tahun ini efisiensi mengalami peningkatan mencapai US$ 1,6 miliar.

"Ketika revenue jatuh, laba bagus ya efisiensi‎," ucap Dwi.

‎Dwi melanjutkan, untuk pinjaman jangka pendek terus mengalami penurunan, dari September 2015 sebesar US$ 140 juta, sampai Oktober 2016 pinjaman tersebut telah lunas.

"Kemudian dari pinjaman jangka pendek, September lalu tinggal US$ 140 juta, Oktober nol," tutup Dwi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya