BI Prediksi Inflasi Jakarta Meningkat pada November

BI juga memperhatikan faktor risiko hujan yang berkepanjangan akibat fenomena La Nina.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Nov 2016, 09:58 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2016, 09:58 WIB
Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memprediksi  tren meningkatnya laju inflasi akan berlanjut pada November 2016. Sebelumnya inflasi Oktober 2016 tercatat 0,25 persen (month to month/mtm) lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat 0,18 persen. Inflasi Oktober secara nasional pun tercatat 0,14 persen.

Meski demikian,  tekanan inflasi Jakarta hingga Oktober 2016 relatif masih terkendali. ‎Hal itu tercermin dari capaian inflasi kumulatif hingga Oktober 2016 yang baru mencapai 1,85 persen (ytd), lebih rendah dari inflasi nasional 2,11 persen (ytd), dan jauh lebih rendah dari rata-rata lima tahun terakhir yang tercatat sebesar 4,06 persen (ytd).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Doni P Joewono memperkirakan tren kenaikan laju inflasi tersebut akan berlanjut pada November 2016.

‎Namun hal tersebut tidak akan memengaruhi capaian inflasi Jakarta keseluruhan tahun 2016 yang diperkirakan cenderung berada pada level bawah dari target inflasi.

"‎Kendati demikian hujan yang berkepanjangan akibat fenomena La Nina masih menjadi faktor risiko yang perlu terus diperhatikan," kata Doni, Rabu (2/11/2016).

Dalam upaya menjaga tingkat inflasi agar bergerak stabil dan berada pada level yang cukup rendah, Doni menjelaskan, koordinasi dan kerja sama dengan berbagai instansi baik dalam lingkup Jakarta maupun antardaerah semakin ditingkatkan.

Terkait dengan hal itu, telah dilaksanakan High Level Meeting, ‎Koordinasi TPID antar daerah yaitu antara TPID DKI Jakarta, TPID Jawa Barat dan TPID Banten, pada 24 Oktober 2016. ‎Kegiatan tersebut mengikutsertakan tiga BUMD pangan DKI Jakarta (PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Dharma Jaya dan PD Pasar Jaya) sebagai ujung tombak pelaksanaan kerjasama antardaerah.

Dalam pertemuan tersebut, ketiga BUMD memaparkan program-program yang mendukung upaya pengendalian inflasi, serta relevansinya dengan kebutuhan pasokan pangan di DKI Jakarta.

Kegiatan koordinasi TPID tersebut diharapkan akan ditindaklanjuti dengan kerja sama antardaerah yang melibatkan pelaku ekonomi di Jawa Barat dan Banten.

"Dengan koordinasi yang lebih kuat antar-TPID di berbagai daerah, kestabilan harga, terutama komoditas pangan, akan semakin merata," tambah Doni.

Penguatan koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI serta BUMD di bidang pangan melalui TPID akan selalu digalakkan untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil pada tahun 2016 dan tahun-tahun selanjutnya.

Penguatan peran dan sinergi ketiga BUMD bidang pangan perlu terus didorong oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui berbagai program yang tidak hanya semata-mata mengendalikan harga pangan di DKI Jakarta, namun juga dapat meningkatkan perekonomian bagi daerah pemasoknya. Harga pangan DKI Jakarta yang terkendali akan menjadi barometer pergerakan harga pangan nasional.

Selain itu, penguatan peran BUMD Pangan DKI Jakarta dalam pengendalian harga telah menginspirasi daerah lain untuk mencontoh langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Jakarta. Tercapainya kestabilan inflasi akan mendorong pembangunan ekonomi Jakarta secara keseluruhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya