Rupiah Menguat Tipis, Pemilu AS Masih Jadi Sentimen Kuat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada perdagangan Selasa pekan ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Nov 2016, 12:43 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 12:43 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada perdagangan Selasa pekan ini.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada perdagangan Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. Pemilihan presiden AS masih menjadi sentimen yang membayangi rupiah.

Mengutip Bloomberg, Selasa (8/11/2016), rupiah dibuka 13.082 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.086 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.058 per dolar AS hingga 13.099 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah menguat 5,06 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.090 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.082 per dolar AS.

Nilai tukar dolar AS menguat setelah Federal Bureau of Investigation (FBI) menyatakan bahwa Hillary Clinton tidak menghadapi tuntutan hukum atas kasus penggunaan email pribadi.

"Berdasarkan penilaian kami, FBI tidak akan mengubah kesimpulan yang telah kami sampaikan pada Juli lalu," kata Direktur FBI James Comey.

"Clinton menang dan dolar AS menguat. Sekarang fokus pasar kembali kepada rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS," jelas analis Westpac Banking Corp Robert Rennie.

Bank Sentral AS memang berencana untuk mengetatkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan. Namun kapan rencana tersebut akan diberlakukan masih belum ada kejelasan. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya