Pertamina Hentikan Impor BBM Lebih Cepat dari Rencana Pemerintah

Program peningkatan kapasitas dan kehandalan kilang ditargetkan dapat diselesaikan pada 2023.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Des 2016, 20:51 WIB
Diterbitkan 01 Des 2016, 20:51 WIB

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) sedang menggalakan peningkatan kapasitas dan kehandalan fasiitas pengolahan minyak (kilang) dengan berbagai program. Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan memperkuat ketahanan energi.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi ‎ mengatakan, program peningkatan kapasitas dan kehandalan kilang ditargetkan dapat diselesaikan pada 2023. Pada tahun tersebut, total produksi ditargetkan bisa mencapai 2,3 juta barel.

"Jadi perkiraan awal 2,3 juta barel, Jika berhasil maka Pertamina akan lebih mudah untuk kelola crude,‎" kata Hardadi, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (1/12/2016).

Jika target tersebut berhasil, maka Indonesia tidak lagi ketergantungan BBM dari negara lain. Apa yang menjadi target Pertamina tersebut lebih cepat dari Rencana Pemerintah Jangka Panjang (RPJP), yang dicanangkan baru akan terlaksana pada 2025.

"Tahun berapa kita akan mandiri dan berdaulat dalam energi? Dalam hitungan kami sesuai dengan sisi time frame 2023. Sementara RPJP pemerintah pada 202. Artinya Pertamina melakukan akselerasi rencana Pemerintah,"‎ tutur Hardadi.

Proyek peningkatan kapasitas dan kehandalan kilang yang dapat membawa Indonesia mandiri BBM, yaitu proyek peningkatan kapasitas (refinery development master plan/RDMP) Kilang Balikpapan tahap pertama dari kapasitas sebelumnya 260 ribu bph menjadi 360 ribu bph.

Dengan tambahan RDMP Balikpapan, maka kapasitas total kilang Pertamina pada akhir 2019 akan bertambah dari saat ini sebesar satu juta barel menjadi 1,1 juta barel per hari. Berikutnya adalah proyek RDPM Balikpapan tahap kedua akan dimulai 2020 diperkirakan selesai sekitar 2023.

Pada pertengahan 2018, Pertamina akan menyelesaikan proyek langit biru di Kilang Cilacap, Jateng (Proyek Langit Biru Cilacap/PLBC) mengubah produk Premium menjadi Pertamax sebesar 91 ribu bph.

Pada akhir 2021, produksi BBM Indonesia bertambah dari kilang Tuban dengan kapasitas 300 ribu bph, sehingga menambah kapasitas kilang Pertamina menjadi 1,4 juta bph.

Pada 2022, RDMP Kilang Cilacap akan beroperasi dengan tambahan kapasitas 20 ribu dari sebelumnya 350 ribu menjadi 370 ribu bph. Sehingga total kapasitas menjadi 1,42 juta bph.

Pada 2023, RDMP Kilang Dumai, Riau dan Balongan, Jawa Barat dengan total tambahan 280 ribu bph dan kilang baru di Bontang, sedangkan Kalimantan timur sebesar 300 ribu bph. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya