Menteri Jonan Beri Bukti Industri Migas Mulai Tak Kompetitif

Industri migas terutama di Indonesia harus didorong agar daya saingnya lebih meningkat.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Des 2016, 15:51 WIB
Diterbitkan 19 Des 2016, 15:51 WIB
Industri Migas
Industri Migas

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ‎Ignasius Jonan menyatakan, kondisi  industri minyak dan gas bumi (migas) saat ini sedang tidak kompetitif. Hal ini yang perlu digenjot Indonesia.

Dia melihat kondisi ini dengan membandingkan perusahaan minyak asal Amerika Serikat (AS) Chevron yang sudah berusia 150 tahun, memiliki market capital lebih rendah dibandingkan perusahan yang baru 10 tahun berdiri, yakni Facebook.

"Saya bilang begini, Chevron global itu kapitalisasi atau harga perusahaannya per kemarin US$ 222 miliar. Chevron itu umurnya 150 tahun. Facebook itu dibuat 10 tahun, yang buat tidak selesai sekolah, rambutnya masih hitam, tidak pakai kacamata, nilai pasarnya itu per hari Jumat US$ 348 miliar,"‎ kata Jonan, alam acara diskusi akhir tahun migas, di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (19/12/2016).

Menurut Jonan, industri migas jauh lebih rumit ketimbang Facebook. Tetapi, ternyata market capital masih jauh lebih rendah. Ini yang menjadi pertanda  industri migas mulai tak kompetitif.

Jonan menilai kondisi tersebut yang harus diubah. Industri migas terutama di Indonesia harus didorong agar daya saingnya lebih meningkat. Hal ini juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar semua industri bisa lebih kompetitif.

"Harus lebih kompetitif lagi. Market capital-nya facebook 1,5 kali, nggak usah sekolah market capital-nya US$ 348 miliar. Ini message yang ingin kami teruskan, Presiden ingin semua sektor industri makin lama makin kompetitif," tutup dia. (Pew/Nrm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya