Komentar Donald Trump soal China Dorong Harga Emas

Dolar yang menguat telah menekan emas dalam beberapa bulan terakhir. Kini harga emas mulai berbalik arah.

oleh Nurmayanti diperbarui 17 Jan 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2017, 06:45 WIB
Harga emas
Harga emas

Liputan6.com, New York - Harga emas mencapai posisi tertingginya dalam lebih dari tujuh minggu terpicu ketidakpastian politik usai komentar presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal NATO dan Tiongkok.

Melansir laman Reuters, Selasa (17/1/2017), harga spot emas naik 0,5 persen menjadi US$ 1.203,8 per ounce. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak 23 November. Sementara harga emas berjangka AS naik 0,6 persen ke posisi US$ 1.203,20.

Emas naik terkena dampak pernyataan Trump pada pekan lalu. Dia mengatakan bahwa Taiwan bernegosiasi perihal kebijakan "Satu China."

Pernyataan ini dibalas Tiongkok dengan kegusaran seraya mengatakan negara itu akan bertindak jika Trump terus melakukan provokasi. Komentar Trump soal NATO juga telah membuat investor khawatir.

"Ada pergumulan antara Tiongkok dan Amerika Serikat atas Taiwan. Trump telah berbicara dengan Taiwan dan Tiongkok tidak suka. Komentarnya pada NATO juga dipandang sebagai hal negatif," kata analis Julius Baer Carsten Menke.

Dolar yang menguat telah menekan emas dalam beberapa bulan terakhir,sehingga logam mulia ini menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Ini juga menurunkan imbal hasil obligasi serta meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Sementara itu, harga perak naik 0,2 persen menjadi US$ 16,83 per ounce. Harga platinum turun sebesar 0,1 persen menjadi US$ 982,75, sedangkan paladium turun 0,4 persen menjadi US$ 746,47.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya