Ekspor Perhiasan RI Terus Tumbuh Sejak 2011

Perhiasan merupakan produk ekspor potensial yang diharapkan nilai ekspornya bisa terus meningkat.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Feb 2017, 12:32 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2017, 12:32 WIB

Liputan6.com, Jakarta Ekspor perhiasan Indonesia menunjukkan tren positif dalam 6 tahun terakhir. ‎Pada periode 2011-2016, ekspor komoditas tersebut menunjukkan tren meningkat 16,85 persen.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan ke PT ‎Untung Bersama Sejahtera (UBS). ‎UBS merupakan salah satu industri perhiasan lokal yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur.

‎"Tujuan kunjungan kerja kami ke salah satu perusahaan perhiasan di Surabaya, adalah untuk mendapatkan masukan mengenai perkembangan industri perhiasan di tanah air sehingga pembinaan yang diberikan ke para pelaku perhiasan dapat lebih tepat," ‎ujar dia di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/2/2017).

Dia mengungkapkan, perhiasan merupakan produk ekspor potensial yang diharapkan nilai ekspornya bisa terus meningkat. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), negara tujuan ekspor terbesar perhiasan Indonesia pada 2016 adalah Swiss, Jepang, Singapura dan Hong Kong.

"Tercatat nilai ekspor produk perhiasan Indonesia ke dunia pada periode 2011-2016 menunjukkan tren peningkatan sebesar 16,85 persen. Di mana nilai ekspor pada 2011 sebesar US$ 2,59 miliar meningkat menjadi US$ 5,34 miliar pada 2016," dia menjelaskan.

Airlangga mengungkapkan, provinsi Jawa Timur mempunyai konstribusi ekspor perhiasan sebesar 64,42 persen terhadap total ekspor produk perhiasan Nasional. Ekspor produk perhiasan Jawa Timur di 2016 mencapai US$ 3,44 miliar.

Menurut dia, angka ini dapat tercapai karena dukungan dari industri perhiasan di Jawa Timur sebanyak 26 industri berskala besar dan menengah. Selain itu ada sekitar 1.854 industri berskala kecil yang tersebar di berbagai sentra industri seperti di Surabaya, Mojokerto, Gresik, Lamongan, Pasuruan, Lumajang dan Pacitan.

"Jumlah industri tersebut telah mampu menyerap tenaga kerja sebesar 17.600 orang, yang tentunya berdampak pada meningkatnya ekonomi nasional serta mengurangi kemiskinan," tandas dia.(Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya