Menperin Ajak 50 Bos Perusahaan Prancis Tanam Modal di RI

Pemerintah diminta untuk tidak takut dalam menghadapi gugatan arbitrase yang akan diajukan PT Freeport Indonesia.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 21 Feb 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2017, 08:30 WIB
Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian Airlangga mengajak sekitar 50 bos perusahaan asal Perancis yang tergabung dalam Mouvement des Entreprises de France (MEDEF) untuk meningkatkan investasi di Indonesia sekaligus bermitra dengan pelaku industri dalam negeri. Sektor-sektor yang akan dijajaki kerja sama, antara lain industri galangan kapal, perawatan pesawat, dan kereta api.

“Mereka lebih banyak ingin mengetahui peluang dan kepastian hukum untuk berinvestasi di Indonesia serta kebijakan di sektor industri seperti impor barang,” kata Menperin usai bertemu dengan Presiden MEDEF Pierre Gattaz beserta delegasi dan Duta Besar Perancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet di Kementerian Perindustrian, Jakarta, ditulis Selasa (21/2/2017).

Pada pertemuan tersebut, Airlangga menjelaskan, pemerintah Indonesia berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif serta kemudahan berusaha melalui deregulasi dan paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan.

“Kami optimistis, perekonomian di Indonesia akan lebih membaik tahun ini. Apalagi adanya penurunan harga gas industri dan harga komoditas mulai bangkit,” tuturnya.

Dikatakan Airlangga, Indonesia punya banyak kawasan industri siap pakai karena sudah lengkap dengan infrastruktur, dan sarana lainnya.

“Misalnya, mereka yang ingin mengembangkan industri galangan kapal, kami tawarkan di kawasan industri Bitung, Sulawesi Utara. Kemudian, untuk pengembangan industri perawatan pesawat atau MRO, bisa di kawasan industri Bintan, Kepulauan Riau,” sebutnya.

Di samping itu, lanjut Airlangga, terdapat Kawasan Industri Sei Mangke, Sumatera Utara yang difokuskan pada pengembangan oleo chemical, Kawasan Industri Dumai, Riau dan Kawasan Industri Berau, Kalimantan Timur yang akan dibangun menjadi Palm Oil Green Economic Zone (POGEZ), serta Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah dan Kawasan Industri Konawe, Sulawesi Tenggara yang menjadi pusat pengembangan industri smelter berbasis nikel.

“Dalam tiga tahun ke depan, kami juga mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di Tanjung Buton, Tanah Kuning, Gresik, Kendal, dan Serang,” ungkap Airlangga. Hingga saat ini, sebanyak 73 kawasan industri yang telah beroperasi di seluruh Indonesia.

Menperin berharap, peningkatan investasi ini akan menambah kemitraan pelaku industri Indonesia dan Perancis. “Contohnya, Airbus dengan PT DI. Saat ini, juga tengah dijajaki kerja sama Airbus dengan Lapan dalam pembangunan pusat enjiniring. Untuk pengembangan kereta api, bisa dengan PT INKA. Selain itu, Michelin akan meningkatkan akses pasar di Indonesia untuk membangun bisnis retreading dan bisnis ban bekas,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua KADIN Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, yang turut mendampingi Menperin, menyambut baik pertemuan bilateral ini karena akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi dengan adanya peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja. “Kami akan memfasilitasi kerja sama kedua belah pihak, apabila pengusaha Perancis ingin mencari mitra lokal untuk menjalankan usahanya di Indonesia,” tandasnya.

Perlu diketahui, Perancis merupakan investor negara Eropa ketiga terbesar di Indonesia setelah Inggris dan Swiss, sementara secara keseluruhan Perancis menduduki peringkat ke-16 dalam daftar peringkat realisasi investasi Penanaman Modal Asing di Indonesia. Total nilai investasi Perancis di Indonesia dari tahun 2014-2016 sebanyak US$ 352 juta dengan jumlah 671 proyek. Pada tahun 2016, investasi industri Perancis di Indonesia lebih difokuskan pada sektor baja, permesinan, dan elektronika.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya