Harga Emas Stabil di Tengah Ekspektasi Kenaikan Bunga The Fed

Harga emas di pasar spot sebagian besar tidak berubah atau tetap di US$ 1.225,21 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Mar 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2017, 06:45 WIB
Harga emas
Harga emas di pasar spot sebagian besar tidak berubah atau tetap di US$ 1.225,21 per ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas hanya bergeser sedikit pada perdagangan Selasa setelah pada perdagangan Jumat kemarin sempat tertekan cukup dalam. Pelaku pasar sedang menunggu keluarnya data-data ekonomi AS yang akan menjadi patokan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).

Mengutip Reuters, Rabu (8/3/2017), harga emas di pasar spot sebagian besar tidak berubah atau tetap di US$ 1.225,21 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka juga bergerak mendatar di US$ 1.225,50.

Data tenaga kerja AS termasuk juga non-farm payrolls akan keluar pada Jumat pekan ini. Berdasarkan jajak pendapat Reuters, jumlah tenaga kerja di AS akan meningkat 190 ribu. Data tersebut akan menjadi acuan bagi investor untuk melihat apakah the Fed akan memutuskan kenaikan suku bunga pada rapat yang akan berlangsung pada pekan depan.

Saat ini, menunggu keluarnya data tersebut, harga emas tak banyak bergerak. Namun pada perdagangan Senin kemarin, harga emas sedikit terkerek.

"Kami memiliki kesempatan dalam gelombang harga pada pekan ini sebelum ada keputusan yang jelas dari the Fed pada pekan depan," jelas Pendiri dan CEO Sun Global Investments, Mihir Kapadia.

Harga emas sempat menyentuh level terendah pada 15 Februari lalu setelah Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen menyatakan bahwa kemungkinan besar the Fed akan menaikkan suku bunga pada Maret ini.

Kenaikan tersebut jika data tenaga kerja menunjukkan perbaikan jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. The Fed akan mengadakan pertemuan pada 14 san 15 Maret mendatang.

"Saya rasa gerak harga emas pada pekan ini akan mendatar karena para pedagang lebih memilih untuk menunggu kepastian," jelas general manager ABC Bullion, Nicholas Frappell. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya