Tips Jualan Online dari Bos Alfacart

Standarisasi menjadi salah satu yang diperhatikan saat menjalani usaha.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Apr 2017, 19:53 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2017, 19:53 WIB
Alfacart
(ki-ka): Chief Commercial Officer Alfacart.com, Ernest Tjahjana. CEO Alfacart.com, Catherine Hindra dan CMO serta COO Alfacart.com Haryo Suryo Putro. (Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - Kini sebagian masyarakat memilih menjual hasil usahanya lewat toko online. Ini makin memudahkan masyarakat untuk berwirausaha.

Chief Executive Officer (CEO) Alfacart Catherine Sutjahyo membagi tips bagi siapa saja yang ingin berminat menjadi pengusaha. Apalagi kalau menjalani usaha lewat toko online.

Pertama, standarisasi. Ia mencontohkan, bila membuat baju berwarna merah muda atau pink sebaiknya membuat warna sama. Kedua, layanan pelanggan juga perlu diperhatikan.

"Kalau ada respons yah dijawab secepat mungkin," ujar Catherine, saat acara Enterpreneur Wanted, SMKN 3 Denpasar, Kamis (20/4/2017).

Ketiga, quality control (QC). "Ini memang susah. Biasanya kalau hari ini bagus banget kualitasnya besok karena order banyak kualitasnya jadi turun," tutur dia.

Catherine menambahkan, bila ingin sukses memang harus kerja keras termasuk menjalankan sebuah usaha. Oleh karena itu, standarisasi, layanan pelanggan dan kualitas kontrol perlu dilakukan.

Catherine pun mengingatkan menjalankan usaha dan hal lainnya juga perlu diisi dengan sikap ingin tahu dan kerja keras.

"Kamu belajar menjadi critical thinker. Misalkan mau jualan lihat jualan (orang lain), pasang harga beli, berapa biayanya. Jadi mau tahu. Orang selalu mau tahu in nice way. Mau belajar dari orang bagaimana caranya. Tetapi jangan sok tahu juga. Kemautahuan dan kerja keras sangat-sangat berharga," kata dia.

Lewat jualan online ini menurut Catherine juga dapat membantu seseorang ingin berwirausaha namun terbatas.

Catherine kini memimpin Alfacart, pemain e-Commerce yang menerapkan bisnis online-to-offline (O2O). Pihaknya juga didukung oleh jaringan Alfamart mencapai 13 ribu untuk menjalankan usahanya.

Tak hanya itu pihaknya juga menggandeng warung sebagai jaringan O2O. Ini dilakukan sebagai upaya menekan biaya logistik dan menjangkau lapisan masyarakat.

"Kami online. Kalau tidak ada offline tidak bisa berkembang. Oleh karena itu e-commerce berguna. Saat ini Alfacart untuk semua orang tidak memandang umur, gender, latar belakang. Selama kalian jual produk sendiri atau jual barang orang lain bisa di Alfacart," kata dia. 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya