Gubernur BI Yakin Ekonomi Asia Sehat

Perekonomian Asia mampu berkembang baik karena pernah memiliki pengalaman buruk saat krisis ekonomi global.

oleh Vina A Muliana diperbarui 28 Apr 2017, 13:40 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2017, 13:40 WIB
20170125-BI-dan-Pemerintah-Jaga-Inflasi-IA
Gubernur BI, Agus Martowardojo menyampaikan keterangan sesusai menggelar rapat koordinasi di Jakarta, Rabu (25/1). Agus mengatakan upaya menjaga inflasi volatile food menjadi salah satu dari enam langkah strategis. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo optimistis perekonomian negara-negara Asia akan mampu bertahan di tengah ketidakpastian global. Ia menyebut, isu proteksionisme yang banyak dilakukan negara barat bisa memberikan sentimen negatif pada perekonomian global, tetapi hal ini tidak akan mempengaruhi kemampuan perekonomian negara Asia.

"Asia merupakan area yang memiliki tanggung jawab besar dan siap menjadi pemain global yang tangguh dalam perekonomian, di tengah berbagai ketidakpastian global," kata dia dalam seminar internasional Global Economic Outlook in Asean Perspective di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (28/4/2017).

Perekonomian Asia mampu berkembang baik karena pernah memiliki pengalaman buruk saat krisis ekonomi global. Banyak negara Asia yang belajar pengalaman ketidakpastian tersebut saat berada di titik terendah.

"Ekonomi Asia rebound dengan perbaikan struktur ekonomi, kawasan Asia cepat belajar dari pengalaman tidak menguntungkan. Asia berusaha kembali memperoleh keyakinan global. Sekarang kawasan Asia telah bangkit dengan pertumbuhan yang sehat dan sektor keuangan stabil," kata dia

Agus menjelaskan, dua dekade lalu Asia dihantam krisis finansial yang cukup parah. Negara-negara seperti Indonesia, Thailand dan Korea mengalami efek terburuk. Hal ini bahkan berimbas pada demonstrasi besar-besaran di beberapa negara.

Sektor keuangan banyak negara Asia tidak stabil. Krisis ini juga membengkakan utang pemerintah dan menghilangkan kepercayaan internasional terhadap kawasan asia.

Meski begitu, setelah krisis berlangsung Asia mampu beranjak ke arah lebih baik. Dalam 15 tahun terakhir, Asia juga mampu mencetak pertumbuhan lebih besar daripada perekonomian global.

"Tapi setelah krisis negara-negara Asia melakukan program restrukturisasi untuk pemulihan. Ekonomi pun rebound dengan perbaikan. Secara rata-rata pertumbuhan Asia 5,5 persen per tahun dalam 15 tahun terakhir. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi global 3,9 persen," ujarnya.

Menurut Agus, kunci perbaikan perekonomian ini adalah keyakinan. Keyakinan bahwa stabilitas ekonomi membaik dan di negara-negara kawasan Asia jauh lebih baik. (Vna/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya