Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih bagus pada kuartal I 2017 dibandingkan sebelumnya.
Bahkan Darmin mematok angka lebih optimistis jika dibandingkan angka perkiraan dari Bank Indonesia.
"Kalau Bank Indonesia itu memperkirakan kuartal 1 pertumbuhan ekonomi 4,9 persen, di Menko Perekonomian lebih optimis, bisa di 5,1 persen," kata Darmin di Gedung Bank Indonesia, Kamis (27/4/2017).
Advertisement
Darmin menambahkan bukan tanpa alasan dirinya mematok angka lebih tinggi dibandingkan Bank Indonesia. Ia menilai, ada beberapa hal yang belum dipertimbangkan dalam model statistik berbagai perkiraan tersebut.
Baca Juga
Pertama, soal perbaikan harga komoditas perkebunan, yaitu karet dan kelapa sawit. Bagi Darmin perbaikan ini memiliki dua efek positif bagi pertumbuhan ekonomi.
"Itu akan ditransmisikan ke kenaikan konsumsi bagi masyarakat Sumatera, Kalimantan dan lainnya. Kedua, ekspor kita akan membaik. Ini yang tidak ditangkap oleh model," tegas Darmin.
Darmin menuturkan, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah dalam tren berkualitas. Kualitas ini ditujukkan dengan menurunnya jumlah angka kemiskinan dan menurunnya gini ratio.
Ia mengakui, sebelum 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi. Hanya saja angka kemiskinan dan gini ratio tidak turun bersamaan.
Penyebabnya, saat itu pertumbuhan ekonomi ditopang karena hasil industri pertambangan yang harganya tengah melonjak. Alhasil, banyak orang kaya baru dari kenaikan hasil industri tambang itu. Dengan demikian gini ratio justru naik.
Seperti diketahui, dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,1 persen. Kemudian inflasi 4,0 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat Rp 13.300, tingkat suku bunga SPB 3 bulan 5,3 persen.
Sedangkan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dipatok US$ 45 per barel, minyak bumi 815 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1,15 juta setara minyak per hari. (Yas)
Â
Â
Â
Â