6 Tipe Kepribadian yang Bermasalah dengan Uang

Setiap individu memiliki kebiasaan berbeda-beda termasuk mengelola keuangan terutama pengeluaran.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Mei 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2017, 08:30 WIB
Suku Bank Bank
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap individu memiliki kebiasaan berbeda-beda termasuk pengeluaran. Entah Anda memiliki kondisi keuangan yang baik atau tidak, terkadang kebiasaan soal keuangan dapat menghalangi untuk mencapai tujuan keuangan Anda.

Untungnya apapun kepribadian Anda, ada beberapa cara memastikan tipe seperti apa dalam mengelola keuangan terutama pengeluaran.

Berikut adalah enam tipe kepribadian terkait keuangan terutama ketika mengeluarkan uang, seperti dikutip dari laman USA Today, Jumat (12/5/2017):

1. Pemboros

Seorang yang memiliki sifat boros dapat menghabiskan uang melampaui kemampuan mereka. Ini dapat membuat mereka suka menggesek kartu kredit hingga ke batas maksimal. Sayangnya ini dapat menjadi cara cepat untuk menimbulkan utang besar dan membuat kesuksesan tujuan keuangan jadi berantakan.

Padahal jika Anda tidak menabung dapat mengganggu masa depan Anda. Untuk menghindari pengeluaran berlebih coba membuat anggaran keuangan. Kemudian coba temukan pemicu apa yang menyebabkan Anda berbelanja secara impulsif atau tanpa pertimbangan. Dengan menangani pemicu itu dapat membantu Anda menekan pengeluaran.

2. Pengambil risiko

Mungkin Anda mengambil risiko dengan uang Anda. Risiko tinggi dapat berujung pada hasil lebih tinggi, bukan? Kadang iya, tetapi kadang juga timbulkan risiko tinggi.

Misalkan, jika kredit properti Anda disetujui bukan berarti Anda mampu membayar jumlah itu. Namun, jika Anda mengambil risiko atas pembelian properti, Anda dapat memperluas anggaran melampaui batas-batasnya.

Menemukan keseimbangan yang tepat dapat membantu Anda membatasi risiko dan membuat Anda tetap pada jalur meraih kesuksesan keuangan untuk jangka panjang.

3. Penunda

Anda pernah mendengar ungkapan "jangan menunda-nunda hari esok, apa yang dapat Anda lakukan hari ini". Jadi jika Anda mengabaikan tanggungjawab pajak dan menunda menabung maka dapat pengaruhi kesehatan keuangan Anda.

Membayar tagihan terlambat, menunda tabungan untuk pensiun merupakan contoh umum dari penundaan. Dengan menunda hanya memperburuk kondisi keuangan.

Pertimbangkan mengambil sedikit waktu untuk mengecek tagihan dan pembayaran utang. Anda juga bisa mendaftar untuk pembayaran otomatis sehingga mempermudah pembayaran.

Tak Peduli

4. Tak peduli atau cuek

Ada orang yang tidak tahu apa-apa mengenai keuangan mereka. Bahkan mereka tidak tertarik untuk belajar. Mereka mungkin hanya memiliki mentalitas "hidup hanya satu kali". Jadi ketika menyangkut soal uang maka akhirnya menghabiskan semuanya. Ini bisa jadi orang itu tidak melihat uang dan utang sebagai alat untuk masa depan mereka.

Padahal penting untuk menghargai dan menggunakan uang dengan baik bagi keuntungan Anda. Dengan semua sumber daya yang ada di luar juga dapat meningkatkan pengetahuan keuangan Anda.

5. Pesimistis

Tidak seperti risk taker, seorang yang pesimistis mungkin takut mengambil risiko karena mereka takut tidak akan berhasil. Ini mungkin seseorang menunda menabung untuk masa pensiun karena mereka tidak berpikir kalau pensiun suatu kemungkinan.

Seorang pesimistis juga takut berinvestasi di pasar saham dan membeli rumah. Meski begitu banyak hal yang membuat seseorang nyaman tetapi bisa kehilangan kesempatan karena takut. Jadi sekali lagi ini adalah bagaimana menemukan keseimbangan tepat saat mengelola keuangan.

6. Pemberi

Banyak yang menemukan kenyamanan dan kebahagiaan ketika membeli barang mewah untuk diri sendiri. Namun, ada yang lebih suka membeli barang untuk orang yang mereka cintai baik untuk anggota keluarga, pasangan, teman. Mereka senang memberi. Ini memang tidak terdengar sifat buruk yang harus dimiliki.

Akan tetapi, sifat ini juga dapat mengorbankan kebahagiaan Anda. Jika Anda memang ingin memberi sebaiknya sertakan anggaran untuk pemberian hadiah. Jadi pertimbangkan batasan berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk hadiah. Pastikan hal itu tidak menghalangi pencapaian tujuan keuangan Anda.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya