Liputan6.com, Jakarta - Teleskop luar angkasa Hubble berhasil menangkap pemandangan luar biasa dari alam semesta. Kali ini, teleskop canggih ini menangkap keindahan Nebula Tarantula.
Melansir laman SciTechDaily pada Kamis (30/01/2025), Nebula Tarantula merupakan salah satu wilayah pembentukan bintang paling aktif di alam semesta. Nebula ini berada di Awan Magellan Besar dan penuh dengan gas bercahaya dan bintang-bintang yang lahir dari debu kosmik.
Advertisement
Awan Magellan Besar adalah salah satu galaksi satelit dari Bimasakti, terletak sekitar 160.000 tahun cahaya dari bumi di konstelasi Dorado dan Mensa. Meski ukurannya jauh lebih kecil dari Bimasakti, galaksi ini menyimpan banyak keajaiban kosmik.
Advertisement
Baca Juga
Salah satunya adalah Nebula Tarantula, yang menjadi pusat pembentukan bintang raksasa. Teleskop Hubble berhasil menangkap gambar inti Nebula Tarantula yang berisi beberapa bintang paling masif yang pernah ditemukan.
Bahkan masing-masing massanya mencapai 200 kali lipat dari matahari. Dalam gambar terbaru dari Hubble, tampak paduan warna biru yang berasal dari gas, bercak debu kecokelatan, serta bintang-bintang berkilauan dalam berbagai warna.
Warna merah yang terlihat pada bintang-bintang di belakang awan debu menunjukkan bagaimana debu menyerap dan menyebarkan cahaya biru lebih banyak dibanding cahaya merah. Fenomena ini membuat bintang tampak lebih merah dari aslinya.
Gambar ini tidak hanya menampilkan cahaya tampak, tetapi juga menggabungkan cahaya ultraviolet dan inframerah. Dengan mengamati nebula berdebu di Awan Magellan Besar dan galaksi lainnya, para ilmuwan dapat mempelajari peran debu kosmik dalam kelahiran bintang dan planet baru.
Â
Nebula Tarantula
Nebula Tarantula memiliki diameter sekitar 1.000 tahun cahaya dan berjarak sekitar 160 ribu tahun cahaya dari bumi. Melansir laman Britannica pada Kamis (30/01/2025), objek antariksa ini ditemukan seorang astronom asal Prancis bernama Abbe Nicolas de Lacaille pada pada 1751 hingga 1753 di sebuah observatorium yang terletak di Tanjung Harapan, Afrika Selatan.
Pada awalnya, Nebula Tarantula tidak memiliki sebutan yang lebih spesifik karena teleskop pada masa tersebut belum cukup canggih untuk mendeteksi bintang-bintang dan struktur lain di dalamnya. Hingga abad ke-20, para ilmuan berhasil mengembangkan teleskop yang mampu mengambil gambar nebula ini dengan jelas.
Kemudian, ditemukan bahwa filamen Hidrogen yang tersebar dan sangat panas di dalamnya menciptakan bentuk menyerupai kaki Laba-laba raksasa, Tarantula. Nebula yang secara resmi dikenal juga sebagai 30 Doradus ini memiliki lebih dari 800 ribu bintang.
Dari enam gugus bintang yang ada di Nebula Tarantula, Gugus NG 2070 atau R136 dianggap sebagai tempat dengan lahirnya bintang paling banyak. Setidaknya terdapat lusinan bintang muda yang masif di dalam gugus ini. Bintang Wolf Rayet adalah salah satu dari lusinan bintang yang diakui sebagai bintang paling terang, panas, dan terbesar di gugus NG 2070.
Bintang ini dikenal sebagai bintang langka yang memukau karena melepaskan panas dan gasnya dengan kecepatan yang sangat tinggi ke luar angkasa. Bintang-bintang yang terdapat dalam Nebula Tarantula diperkirakan berusia antara 1 hingga 25 juta tahun.
Usia tersebut termasuk dalam kategori usia muda bagi sebuah bintang. usia bintang-bintang di Nebula Tarantula berkisar dari hanya 1 hingga 25 juta tahun.
Di dalam gugus NG 2070, terdapat sebuah wilayah ledakan bintang (supernova) yang bertanggung jawab atas pembentukan sisa-sisa Nebula Tarantula yang terlihat di langit malam. Wilayah tersebut dikenal sebagai R136.
Meskipun berumur masih sangat muda, sekitar 2 juta tahun, wilayah ini sangat padat dan bermassa sekitar 450 juta kali massa matahari. Wilayah ini juga menjadi tempat bagi beberapa bintang paling terang, panas, dan padat yang pernah dicatat oleh para pengamat.
Sebelum diabadikan oleh Hubble, keindahan nebula ini tidak akan luput dari perhatian para astronom sejak dahulu.
(Tifani)
Advertisement