Liputan6.com, Jakarta - Sebagai lembaga pendidikan yang menaungi sektor kelistrikan, Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN memiliki temuan untuk membantu pemerataan kelistrikan di Indonesia. Salah satu temuan tersebut adalah alat untuk memproduksi listrik yang berasal dari sampah.
Ketua STT PLN Supriadi Legino mengatakan, untuk mendukung rencana pemerintah meratakan kelistrikan dan program 35 ribu Mega Watt (MW), STT PLN berinisiatif melakukan penelitian dan sudah menghasilkan solusi, yaitu Listrik Kerakyatan (LK).
"Kami sudah melakukan penelitian dan mencoba formula. Ini alternatif solusi jika program pemerintah mengalami kendala," kata Supriadi, di Jakarta, Kamis (18/5/2017).
Advertisement
Supriyadi mengungkapkan, inovasi STT PLN tersebut berupa pengelolaan sampah kota menjadi gas (biomass) dan briket, kemudian gas tersebut digunakan sebagai bahan bakar menggerakkan generator untuk memproduksi listrik.
Baca Juga
"Di wilayah terpencil gimana? Ada ranting, kotoran hewan, semua bahan baku teknologi alami. Mesinnya pun dikerjakan dalam negeri," ucap Supriyadi.
Inisiatif STT PLN itu merupakan solusi untuk penyediaan kelistrikan dalam waktu dekat. Pasalnya, sumber energi berupa sampah mudah didapat, sedangkan untuk membangun mesin pembangkit hanya membutuhkan lahan kurang dari 1.000 meter persegi, sehingga dapat meminimalkan kendala pembebasan lahan, seperti pembangunan pembangkit dengan kapasitas besar.
Selain itu, keberadaan pembangkit dengan kapasitas 1 MW tersebut juga dapat membantu pemerintah mengatasi permasalahan sampah, karena sampah yang biasanya dibuang dapat diolah menjadi sumber energi pembangkit.
Supriyadi mengungkapkan, untuk membuat pembangkit berbahan bakar sampah tersebut cukup sederhana, sehingga masyarakat secara berkelompok bisa membuat dan mengoperasikannya.
Hal ini juga bisa menciptakan usaha baru, karena listrik yang dihasilkan bisa dijual ke PLN melalui jaringan yang sudah ada atau langsung ke konsumen dengan sistem jaringan sendiri.
"Yang pasti, LK memberi keuntungan berupa peluang bagi ribuan pengusaha kecil di setiap daerah untuk menjadi pengembang pembangkit listrik swasta yang selama ini hanya didominasi pemodal raksasa dan asing," tutup Supriadi. (Pew/Gdn)