Tiga Masalah Utama Pengembangan Pariwisata Danau Toba

Pemerintah tengah melaksanakan proses lelang terkait dengan master plan dan pengintegrasian pariwisata Danau Toba.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Mei 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2017, 08:30 WIB
Pemerintah tengah melaksanakan proses lelang terkait dengan master plan dan pengintegrasian pariwisata Danau Toba.
Pemerintah tengah melaksanakan proses lelang terkait dengan master plan dan pengintegrasian pariwisata Danau Toba.

Liputan6.com, Jakarta - Pasca dikeluarkannya kebijakan pemerintah mengenai 10 destinasi wisata unggulan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) langsung bergerak cepat dengan turun meninjau langsung, mencari permasalahan dan mencarikan solusi.

Khusus untuk Danau Toba, Asisten Deputi Bidang Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Kemenko Maritim, Rahman Hidayat menjelaskan, saat ini pemerintah tengah melaksanakan proses lelang terkait dengan master plan dan pengintegrasian pariwisata Danau Toba yang sedang dikerjakan dengan pendanaan dari World Bank.

“Saat ini Pemerintah sedang melakukan pengintegrasian master plan pariwisata Danau Toba dan program nya, sekarang tengah berproses, semoga akhir tahun ini bisa segera diselesaikan kajiannya,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (19/5/2017).

Rahman menjelaskan, saat ini ada tiga masalah krusial dalam pengembangan pariwisata di Danau Toba, masalah-masalah tersebut di antaranya mengenai persoalan minimnya infrastuktur penghubung yang berkoneksi dengan mobilitas wisatawan (aksesibilitas), masalah masih minimnya investor dalam membangun sarana dan prasarana umum bagi wisatawan (amenities) dan persoalan pada kualitas produk wisata yang akan dipromosikan dan dipasarkan (atraksi).

Berbagai langkah telah diusulkan dan akan dipertimbangkan untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut, yaitu dengan akan dibentuknya semacam bank data yang nantinya berperan sebagai penyedia data dan informasi terkini terkait keputusan mengenai pengembangan pariwisata Danau Toba.

“Diharapkan langkah ini dapat menuntaskan berbagai persoalan selama ini yang masih mengemuka. Sebab kami memandang, tujuan akhir dari pengembangan wilayah-wilayah pariwisata adalah kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat dan bukan pemerintah pusat. Pemerintah pusat sudah berkomitmen membantu agar roda perekonomian masyarakat setempat dapat bertumbuh,” tutupnya.

Sebelumnya pada 6 April 2017, untuk membangun infrastruktur penghubung di Danau Toba, Kementerian Perhubungan bakal membangun jalur kereta api.

Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi menjelaskan, Pemerintah terus mengembangkan Danau Toba karena merupakan destinasi wisata yang potensial. Memang, untuk menuju ke Danau Toba dari Medan yang merupakan ibu kota Sumatera Utara cukup jauh.

Namun menurut Budi, jalur Medan ke Danau Toba dan sebaliknya merupakan lintasan yang sangat bagus karena pemandangannya indah. Oleh karena itu, wisatawan semakin termotivasi untuk mengunjungi Danau Toba.

“Lintasan ini akan menjadi jalur kereta yang traffic-nya luar biasa. Oleh karena itu, kami konsentrasi menjadikan destinasi wisata Danau Toba dengan menggunakan kereta api, selain dengan menggunakan pesawat udara,” kata Budi Karya.

Menggunakan kereta api ke Danau Toba, menurut Menhub, merupakan satu keasyikan tersendiri dan nantinya keberadaan jalur kereta api menuju Danau Toba sangat mendukung Danau Toba menjadi destinasi wisata utama selain Candi Borobudur dan Mandalika.

Untuk tahap awal, Kemenhub melalui Dirjen Perkeretaapian telah memprogramkan pembangunan jalur kereta api dari Siantar ke Danau Toba. “Jalur kereta api dari Siantar ke Danau Toba akan mulai dibangun tahun depan dan paling cepat selesai pada tahun 2019,” kata Budi. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya