Yayasan Hati Suci Jual Sembako Murah demi Kuliahkan Anak Asuh

Yayasan Hati Suci menggelar pasar murah bertema "Indahnya Berbagi" dengan menjual paket sembako seharga Rp 40 ribu.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 28 Mei 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2017, 11:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Fiki A)
Yayasan Hati Suci gelar operasi pasar murah

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Hati Suci menyelenggarakan kegiatan pasar murah ke-17 yang menjual lebih dari 2.000 paket sembako, dan pakaian layak pakai dengan harga miring. Tujuannya untuk mengumpulkan dana pendidikan bagi anak-anak asuh Panti Asuhan Hati Suci.

Berdiri 103 tahun lalu, Yayasan Hati Suci adalah sebuah organisasi sosial yang mengelola Panti Asuhan dan Sekolah Hati Suci tingkat SD sampai SMA.

Pimpinan Panti Asuhan Hati Suci, Fransisca Setiati mengungkapkan, kegiatan pasar murah bertema "Indahnya Berbagi" menjual paket sembako seharga Rp 40 ribu, pakaian layak pakai, kebutuhan balita, mainan anak, sampai ragam jenis buku dan alat tulis.

"Apapun yang disumbangkan donatur, pasti kami akan manfaatkan. Ini tujuannya membantu masyarakat saat harga-harga tinggi di bulan puasa," kata Fransisca saat berbincang dengan wartawan di sela-sela acara Pasar Murah di Panti Asuhan Hati Suci, Jakarta, pagi ini (28/5/2017).

Kegiatan pasar murah Hati Suci digelar mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Dalam penyelenggaraan ini, Yayasan Hati Suci menggandeng Yayasan Sayap Ibu, Panti Asuhan Dorkas, Yayasan Helikonia, serta beberapa organisasi sosial lainnya.

Beberapa pihak yang mendukung acara ini dengan produk untuk pasar murah, diantaranya PT Unilever Indonesia, PT Sayap Mas Utama, PT Guna Layan Kuasa, PT Nirwana Lestari, PT Kencana Mitra Tinelo, PT Inkenas Agung, PT Inbisco Niaga (Mayora Group), dan donatur lainnya.

Fransisca menjelaskan, Yayasan Hati Suci menjual paket sembako murah seharga Rp 40 ribu dalam kegiatan tersebut. Paket sembako ini terdiri dari beras 5 liter seharga Rp 18 ribu, 1 liter minyak goreng Rp 10 ribu, dan gula pasir 1 kg seharga Rp 12 ribu.

"Harga ini jauh lebih murah daripada pasar murah yang disubsidi pemerintah DKI Jakarta. Karena kita dapat sumbangan, maka kita sumbangkan lagi," jelasnya.

Panitia menyiapkan lebih dari 2.000 paket sembako untuk warga Kampung Bali. Namun kegiatan tersebut menyedot minat masyarakat dari daerah lain, seperti Bekasi, Depok, dan Bogor karena ada penjualan pakaian layak pakai yang harganya super murah.

Contohnya baju bekas dijual Rp 5 ribu per 3 potong, jeans Rp 15 ribu per potong, dan 1 set sprei dibanderol Rp 10 ribu. Adapula pakaian butik yang dijual seharga Rp 30 ribu sampai Rp 150 ribu per potong.

"Untuk sembako khusus warga Kampung Bali, kita bagikan 2.000 kupon. Tapi kita juga kasih 150 kupon bebas untuk pasukan oranye, karang taruna. Mereka yang sudah banyak membantu, kita berikan paket sembako gratis," ujar Fransisca.

Beasiswa Kuliah

Fransisca menuturkan, tujuan dari penyelenggaraan pasar murah ini untuk menggalang dana. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membiayai anak-anak asuh Panti Asuhan Hati Suci melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

"Dari total 54 anak asuh, 5 anak sedang kuliah, dan 1 lagi baru akan kuliah, jadi 6 anak yang harus dibiayai. Kuliah kan biayanya cukup besar," dia menerangkan.

Dengan beasiswa tersebut, Fransisca berharap, anak-anak asuhnya dapat menimba ilmu setinggi mungkin, sehingga dampak positifnya bisa memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik. Pada akhirnya, memutus rantai kemiskinan dan kebodohan.

"Begitu lulus SMA, mereka harus keluar. Mencari pekerjaan agak susah sekarang, paling jadi pramuniaga atau pramusaji, tidak ada perkembangan dari nilai kehidupan. Kalau mereka lulus perguruan tinggi, mereka bisa mendapat pekerjaan dan jodoh lebih baik," papar dia.

Hasil penyelenggaraan pasar murah tahun lalu, kata Wanita berusia 70 tahun itu, Yayasan Hati Suci berhasil mengumpulkan sebesar Rp 220,76 juta. Untuk tahun ini, harapannya bisa melebihi tahun lalu.

"Targetnya sih bisa lebih dari 2016 ya, tapi saya tidak optimistis karena keadaan ekonomi yang lemah sekarang ini, sumbangan dari donatur turun jauh. Sedangkan yang membutuhkan semakin banyak," tutur Fransisca.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya