Komentar Pejabat The Fed Dorong Penguatan Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.279 per dolar AS hingga 13.304 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Jun 2017, 13:40 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2017, 13:40 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.279 per dolar AS hingga 13.304 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.279 per dolar AS hingga 13.304 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Komentar Gubernur Bank Sentral AS New York menjadi salah pendorong penguatan dolar AS. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (20/6/2017), rupiah dibuka di angka 13.304 per dolar AS melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.282 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.279 per dolar AS hingga 13.304 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 1,39 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 13.297 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.286 per dolar AS.

Dolar AS mampu kembali menguat pada perdagangan Selasa pekan ini setelah selama beberapa hari sebelumnya tertekan cukup dalam. Komentar dari salah satu pejabat Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mendorong penguatan dolar AS sehingga menekan beberapa mata uang di Asia termasuk rupiah.

Gubernur Bank Sentral AS New York William Dudley mengatakan bahwa pengetatan pasar tenaga kerja bisa membantu menaikkan angka inflasi. Hal tersebut menjadi menawar kekhawatiran dari investor mengenai angka inflasi yang rendah.

"Sekarang seperti di persimpangan jalan. Jika lolos maka penguatan dolar As akan terus berlanjut. Namun bisa juga kebalikannya," jelas analis Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Singapura, Teppei Ino seperti dikutip dari Reuters.

Sedangkan ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah mampu menguat pada perdagangan kemarin mengikuti penguatan mata uang Asia lainnya.

Aliran dana asing yang masuk ke obligasi pemerintah juga menjadi mendorong penguatan rupiah. Namun, Rangga memperkirakan penguatan rupiah sedikit tertahan pada perdagangan hari ini.

"Ada perkiraan inflasi tinggi karea impor yang besar jelang Lebaran menjadi salah satu sentimen yang menahan penguatan rupiah," jelas dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya