Pengembang Ini Tawarkan Investasi Kondotel di Puncak

Proyek kondominium hotel atau kondotel Aston Ciloto Puncak Hotel and Resort menghabiskan dana Rp 180 miliar.

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 01 Agu 2017, 13:44 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2017, 13:44 WIB
(Foto: Liputan6.com/Muhammad Rinaldi)
Kondotel di Puncak

Liputan6.com, Jakarta - PT Indra Megah Makmur (IMM) telah memulai pembangunan proyek kondominium hotel (kondotel) Aston Ciloto Puncak Hotel & Resort di Ciloto, Bogor, Jawa Barat. Proyek ini diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 180 miliar dan ditargetkan rampung dalam dua tahun mendatang.

Chief Executive Officer (CEO) PT IMM, Nicholas Soemitro Hidayat mengatakan, pengerjaan konstruksi akan dilakukan dalam dua tahun, dan ditargetkan soft-opening kondotel pada Desember 2019.

"Pelaksanaan ground breaking yang sudah kami lakukan ini sebagai wujud komitmen PT Indra Megah Makmur kepada konsumen. Kami berharap, Aston Ciloto Puncak Hotel & Resort bisa menjadi ikon wisata baru di kawasan Puncak," ujar Nicholas yang ditulis Liputan6.com, Selasa (1/8/2017).

PT IMM juga telah menandatangani kontrak kerja sama dengan Archipelago International sebagai hotel management dalam pengembangan proyek properti perdananya tersebut.

Archipelago International merupakan operator hotel kelas internasional yang besar di Asia Tenggara dan operator kondotel terbesar di Indonesia. Saat ini, Archipelago International mengelola 200 hotel, mulai dari bujet hotel dengan brand Favehotel, hotel bintang 3 (Neo dan Quest), dan kelas bintang 4 (Aston, Alana, Kamuela dan Harper), serta bintang 5 (Grand Aston, Royal Alana dan Royal Kamuela).

Nicholas menambahkan, sejak dulu hingga sekarang, Puncak tetap akan menjadi tujuan wisata akhir pekan bagi warga Jabodetabek. Jarak yang relatif dekat, udara yang segar dan dingin, pemandangan alam yang masih alami serta banyaknya tempat-tempat yang menarik di daerah Puncak, membuat kawasan ini selalu memiliki daya tarik, bahkan bagi wisatawan dari seluruh Nusantara dan mancanegara.

Sebagai gambaran, jumlah traffic kendaraan roda empat yang melewati Ciawi menuju Puncak pada saat akhir pekan dapat mencapai 15.000–20.000 kendaraan per hari. Sementara saat hari raya seperti libur Lebaran lalu, jumlah melonjak menjadi 57.000 kendaraan per hari. Bisa dibayangkan berapa banyak uang yang masuk ke daerah Puncak setiap akhir pekan.

"Kami melihat bahwa di balik macetnya Puncak, ada peluang yang luar biasa besar, terutama kebutuhan penginapan," ujar Nicholas.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

Kebutuhan Kamar Hotel

Kebutuhan Kamar Hotel

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan jumlah wisatawan ke kawasan Puncak meningkat sebesar rata-rata 3,9 persen per tahun, yakni sebanyak 1.102.608 orang pada 2004 dan 1.335.443 orang pada 2015. Dengan pertumbuhan yang sama, maka diperkirakan terdapat 1,74 juta wisatawan pada 2016.

"Sebaliknya, kami mencatat di Puncak hingga saat ini hanya terdapat sekitar 24 hotel dengan total 1.825 kamar, dan tentunya jumlah tersebut masih jauh dari kebutuhan wisatawan. Peluang inilah yang menjadi salah satu latar belakang kami untuk membangun sebuah hotel yang menawarkan layanan berkualitas," kata Nicholas.

Business Development Manager Archipelago International, Zitta Hanna menyebutkan, Aston Ciloto Puncak Hotel & Resort akan menjadi properti pilihan yang menguntungkan, sebab pasokan hotel berbintang di daerah Puncak masih rendah. Sementara dengan bertumbuhnya kelas menengah di Indonesia, maka permintaan akan jasa yang semakin baik akan terus meningkat.

Dia memberi contoh Aston Sentul Lake Resort dan Aston Bogor yang berada dalam pengelolaan mereka, tingkat huniannya sekitar 80% pada 2016.

Aston Ciloto Puncak Hotel & Resort dibangun di atas lahan seluas 1,24 hektare di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 22-26 derajat celsius. Memiliki panorama (view) Gunung Gede-Pangrango. Seluruhnya akan dibangun 186 kamar dan sembilan unit vila. Dari 186 kamar, developer melepas hanya 100 unit yang diperuntukan bagi investor dengan harga Rp1,5 - Rp1,7 miliar per unit dan ukuran kamar 37,5 meter persegi.

"Fasilitasnya lengkap, juga terdapat sebuah wedding chapel yang didesain oleh Aboday yang menambah kelebihan proyek ini," kata Fritz Bonar Panggabean, Chief Marketing Officer PT IMM.

Kondotel merupakan investasi properti yang memberikan tidak saja keuntungan finansial (wealth) bagi investor namun juga memberikan keuntungan bagi kesehatan (health). Dengan menggunakan 30 voucher free stay yang bisa digunakan kapan saja untuk menginap, maka pemilik kondotel akan bisa sering-sering ke Ciloto yang udaranya masih sangat bersih.

"Ditambah lagi dengan sifat investasi kondotel yang worry free sehingga investor bebas dari kerepotan melakukan pemeliharaan dan mencari tamu (penyewa)," ujar Fritz.

Pengembang menawarkan nilai 20 persen jaminan return of investment (ROI) pada dua tahun pertama, serta 65 persen berbagi keuntungan mulai tahun ketiga dan seterusnya. Menurut Nicholas, nilai ROI dan passive income dari kondotel sangat menarik karena investor akan terhindar dari biaya servis, listrik, dan air.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya