Menko Darmin: Ekonomi Tumbuh 5,01 Persen, Konsumsi RI Tak Melemah

BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen di kuartal II-2017

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Agu 2017, 13:33 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2017, 13:33 WIB
BI memperkirakan Pertumbuhan ekonomi Jakarta turun tipis ke 5,85%
Sebuah gedung yang masih dalam tahap penyelesaian di Jakarta, Senin (27/2). Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia (BI) angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta pada tahun 2016 tercatat tumbuh 5,85% secara tahunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen di kuartal II-2017. Realisasi pertumbuhan ekonomi maupun konsumsi rumah tangga yang sebesar 4,95 persen bukan menunjukkan pelemahan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengakui bahwa pertumbuhan konsumsi pemerintah terkontraksi. Pengeluaran pemerintah meliputi gaji pegawai dan belanja barang rutin mengalami penurunan. Pertumbuhan konsumsi pemerintah yang negatif, ujar Darmin, karena efisiensi belanja barang dan gaji ke-13 yang mundur di Juli.

"Sebenarnya kalau itu (konsumsi pemerintah) membaik, angka 5,1 persen masih mungkin terjadi. Tapi secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi kita tidak jelek walaupun tidak sebagus yang diharapkan," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Selasa (8/8/2017).

Lebih jauh Darmin menjelaskan, dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) alias investasi tumbuh sangat signifikan mengompensasi pertumbuhan ekspor impor yang agak menurun. Dari konsumsi rumah tangga pun tercatat tumbuh 4,95 persen atau sedikit lebih baik dibanding kuartal I-2017, tetapi lebih rendah dibanding kuartal II-2016.

"Tapi 4,95 persen walaupun normalnya 5 persen atau sedikit di atas itu, tidak mengonfirmasi terjadi pelemahan," ujar mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu.

Menurut Darmin, hal itu sangat normal mengingat periode Lebaran tahun ini jatuh pada Juni 2017, sedangkan tahun lalu jatuh di Juli. Ia menilai kecenderungan masyarakat menjelang Lebaran selalu menahan belanja karena persiapan untuk mudik ke kampung halaman.

"Jangan lupa, masyarakat kita kalau pas mau Lebaran, menahan uang dulu karena mau pulang kampung, belanja di kampung supaya keren. Itu sangat normal. Jangan melihat itu terjadi pelemahan karena siapa yang mau belanja banyak, padahal dia mau pulang kampung. Dia pasti mau menunjukkan ekonominya di kampung," ujar Darmin.

Ke depan, Darmin bilang, pemerintah akan berupaya mendorong investasi untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Hal itulah yang menurut dia paling memungkinkan. Konsumsi pemerintah diharapkan terpacu di kuartal III dan IV, sehingga pertumbuhannya kembali positif.

"Investasi kita akan dorong di atas 5,8 persen. Caranya menyiapkan paket kebijakan ekonomi jilid 16. Itu paket besar yang menyangkut semua kementerian/lembaga, pemda, konsumsi, dan investasi. Kita akan launching minggu depan karena fokusnya mau mempercepat pelaksanaan investasi menjawab keluhan deregulasi masih banyak di lapangan," ujarnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya