Mobil Listrik Dapat Mengejar Target EBT dalam Bauran Energi

India melarang penjualan mobil yang menggunakan energi dari fosil mulai 2030 nanti.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Sep 2017, 11:39 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2017, 11:39 WIB
Program BBM Satu Harga Difokuskan Pada Daerah 3T
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, penggunaan mobil listrik dapat mendukung pencapaian target porsi Energi Baru Terbarukan‎.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, penggunaan mobil listrik dapat mendukung pencapaian target porsi Energi Baru Terbarukan‎ (EBT) dalam bauran energi. Pemerintah menargetkan bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.

Jonan menjelaskan, pemerintah telah berkomitmen agar porsi penggunakan energi baru terbarukan mencapai 23 persen pada 2025 nanti. Untuk mencapai target tersebut ada dia sektor yang menjadi andalan yaitu kelistrikan dan transportasi.

"Komitmen pemerintah terhadap EBT tidak berkurang. Seperti kata Presiden pada Desember 2015 lalu bahwa kami berkomitmen untuk mengusahakan bauran energi mencapai 23 persen pada 2025," kata Jonan, saat membuka EBTKE ConeX, di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (13/9/2017).

Untuk sektor transportasi pencapaian target tersebut bisa didorong dengan penggunaan mobil listrik. Namun untuk mendorong penggunaan mobil listrik pemerintah tidak bisa kerja sendiri, karena itu akan ada insentif fiskal agar industri mobil listrik dapat berkembang mengikuti negara lain.

"Kalau bisa mulai berjalan, Prancis 2040 sudah tidak boleh menjual mobil bahan bakar fosil, India 2030," tambahnya.

Menurut Jonan, mobil listrik juga akan mendukung peningkatan ketahanan energi. Pasalnya, pasokan listrik untuk mobil listrik berasal dari pembangkit yang sumber energinya berasal dari dalam negeri.

Dengan begitu kendaraan masyarakat Indonesia tidak lagi mengandalkan bahan bakar minyak sebagai sumber energi yang saat ini sebagian berasal dari impor.

"Kita juga akan mendorong supaya energy security kita naik. Kalau ada mobil listrik, energi primer bisa berasal dari EBT mulai dari geothermal, solar (matahari) dan sebagainya. Hydro dan juga dari energi fosil yang kita punya, yaitu gas bumi dan batu bara," tutup Jonan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

SPBU Listrik

Untuk mendukung penggunaan mobil listrik, PT PLN (Persero) menargetkan 5.000 stasiun pengisian listrik umum (SPLU) terpasang hingga akhir tahun ini. Hal ini guna mendukung pengembangan kendaraan berbahan bakar listrik seperti motor dan mobil listrik.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN Haryanto WS mengatakan, ‎‎saat ini jumlah SPLU tersebut baru mencapai 1.000 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, seiring dengan pengembangan kendaraan listrik ke depannya, PLN akan meningkatkan jumlah SPLU-nya.

"Di Indonesia baru bisa 1.000 sudah tersebar di seluruh Indonesia. Ki‎ta akan pasang lebih dari 5.000 tahun ini," ujar dia minggu lalu.

Dari jumlah tersebut, sejauh ini yang terbanyak memang berada di Jakarta, mencapai 545 unit SPLU. Untuk di Jakarta, targetnya 1.000 SPLU yang bisa dimanfaatkan masyarakat hingga akhir tahun.

"Di Jakarta (paling banyak), 545 sudah terpasang. Tahun ini antusiasme dari UMKM besar sekali. ‎Tahun ini kita pasang minimal 1.000 SPLU ‎di Jakarta," kata dia.

Untuk pengadaan SPLU, PLN akan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga (K/L), pemerintah daerah serta perusahaan swasta lain untuk penyediaan lokasi SPLU. Dengan semakin banyaknya SPLU diharapkan mendorong masyarakat menggunakan kendaraan listrik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya