PLN Targetkan 5.000 SPBU Kendaraan Listrik Terpasang di Tahun Ini

Untuk di Jakarta, targetnya 1.000 SPLU yang bisa dimanfaatkan masyarakat hingga akhir tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Sep 2017, 16:33 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2017, 16:33 WIB
Stasiun Pengisian Mobil Listrik
Stasiun pengisian mobil listrik.

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menargetkan 5.000 stasiun pengisian listrik umum (SPLU) terpasang hingga akhir tahun ini. Hal ini guna mendukung pengembangan kendaraan berbahan bakar listrik seperti motor dan mobil listrik.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN Haryanto WS mengatakan, ‎‎saat ini jumlah SPLU tersebut baru mencapai 1.000 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun, seiring dengan pengembangan kendaraan listrik ke depannya, PLN akan meningkatkan jumlah SPLU-nya.

"Di Indonesia baru bisa 1.000 sudah tersebar di seluruh Indonesia. Ki‎ta akan pasang lebih dari 5.000 tahun ini," ujar di Sarinah, Jakarta, Minggu (10/9/2017).

Dia mengungkapkan, dari jumlah tersebut, sejauh ini yang terbanyak memang berada di Jakarta, mencapai 545 unit SPLU. Untuk di Jakarta, targetnya 1.000 SPLU yang bisa dimanfaatkan masyarakat hingga akhir tahun.

"Di Jakarta (paling banyak), 545 sudah terpasang. Tahun ini antusiasme dari UMKM besar sekali. ‎Tahun ini kita pasang minimal 1.000 SPLU ‎di Jakarta," kata dia.

Untuk pengadaan SPLU, PLN akan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga (K/L), pemerintah daerah serta perusahaan swasta lain untuk penyediaan lokasi SPLU. Dengan semakin banyaknya SPLU diharapkan mendorong masyarakat menggunakan kendaraan listrik.

"Kita akan kerja sama dengan instansi pemerintah, dengan kantor-kantor untuk PLN siapkan SPLU di situ. Kita tidak keberatan untuk memasang itu dan diharapkan bisa menarik masyarakat untuk menggunakan motor listrik," tandas dia.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mobil Listrik Segera Diproduksi

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto memastikan mobil listrik akan segera diproduksi di dalam negeri. Namun sebelumnya, harus ada regulasi untuk mendukung pengembangan mobil ini.

Airlangga mengaku, saat ini pihaknya tengah menyusun regulasi terkait pengembangan mobil listrik. Selain itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga akan mulai melakukan pembahasan dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait bea masuk dan pajak pertambahan nilai atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil listrik.

"Rencana diproduksi segera, setelah pembahasan dengan Kementerian Keuangan mulai dibahas dan diselesaikan," ujar dia di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (28/8/2017).

Menurut Airlangga, pada 2025, pihaknya menargetkan sebanyak 20 persen mobil yang beredar di Indonesia merupakan kendaraan berbasis listrik. Untuk mencapai target tersebut, saat ini Kemenperin tengah mendorong produksi mobil dengan dua mesin (hybrid) yaitu yang berbahan bakar minyak (BBM) dan listrik.

"Mobil listrik tentu kita dorong. Untuk Indonesia, kita batasi 20 persen di tahun 2025 berbasis mobil listrik. Dari sekarang sampai 2025, ada mesin berbasis hybrid," lanjut dia.

Sementara ke depannya, masih akan ada kemungkinan pengembangan mobil dengan bahan bakar lain. Seperti dengan listrik, ke depannya juga akan dikembangkan teknologi fuel cell yang berbahan bakar hidrogen.

"Tentu ke depan kita lihat berapa besar teknologi itu akan berkembang. Karena teknologi selain mobil listrik, yang berkembang ke depan juga teknologi fuel cell. Kita juga sambil melihat dan mempelajari pengembangan teknologi selanjutnya," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya