Liputan6.com, Bekasi - Pemerintah tengah mengujicobakan aspal berbahan campuran limbah plastik di Indonesia. Dua lokasi jalan dipilih sebagai ajang uji coba aspal bercampur sampah plastik, yakni di jalan lingkup Kampus Universitas Udayana, Bali, setelah itu di Jalan Sultan Agung di Bekasi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan banyak manfaat dari penerapan teknologi aspal berbahan campuran limbah plastik ini.
Pertama, menjaga lingkungan untuk tetap bersih. "Negara kita ini salah satu penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Selama ini, sampah itu hanya terbuang ke laut, dan tercemar. Dengan begini, kita bisa lakukan satu terobosan yang bagus dalam menjaga lingkungan kita," kata Luhut di Bekasi, Sabtu (16/9/2017).
Advertisement
Hanya saja, Luhut mengingatkan, yang menjadi isu seiring penerapan teknologi ini adalah pasokan limbah plastik. Terkait ini, dia meminta Kementerian PUPR untuk bekerja sama dengan para pemulung dan pelajar di setiap sekolahan.
Kerja sama dengan pemulung ini sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Sementara dengan pelajar adalah kerja sama dalam penggilingan limbah plastik tersebut sebelum bercampur ke aspal.
"Jadi bisa saja nanti murid-murid sekolah itu buang sampahnya tidak sembarangan, dikumpulin nanti kita kasih uang jajan. Lalu pengolahannya dengan SMK-SMK di Indonesia, mereka punya mesin giling," tegas Luhut.
Saat ini harga limbah plastik dari pengepul pemulung setiap 1 kg dihargai Rp 2.500. Namun jika sudah digiling, harga limbah plastik ini akan dihargai Rp 4.500 per kg.
Potensi pemanfaatan limbah plastik di Indonesia sebagai bagian dari bahan aspal jalan di Indonesia sangat tinggi. Saat ini, kebutuhan aspal nasional sekitar 1,5 juta ton per tahun.
Apabila penggunaan limbah plastik sekitar 6 persen dari kadar aspal dengan asumsi 50 persen dari seluruh campuran beraspal menggunakan limbah plastik, maka potensi penggunaan limbah plastik untuk konstruksi jalan sekitar 0,045 juta ton per tahun.
Dari asumsi ketebalamn lapisan jalamn 4 cm dan lebar antara 7-14 meter (m), maka untuk 1 km jalan dapat menyerap 2,5-5 ton limbah plastik. Dengan penggunaan limbah plastik ini, biaya tambahan yang diperlukan hanya sekitar 1-2 persen dari campuran beraspal konvensional, tapi kualitasnya jauh lebih tinggi.