Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah dunia meroket dan cetak rekor pada perdagangan Jumat kemarin. Pertama kalinya dalam dua tahun terakhir, harga minyak menyentuh level di aas US$ 60 per barel.
Minyak acuan internasional itu diperdagangkan naik US$ 1,05 atau 1,8 persen ke level US$ 60,35 per barel. Harga tersebut mendekati level tertinggi sejak Juli 2015.
Dilansir CNBC, Sabtu (28/10/2017), kenaikan harga ini didukung komentar mengenai pemangkasan produksi dari Pangeran Arab Saudi yang berpengaruh.
Advertisement
Sementara harga minyak acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,17, atau 2,2 persen ke level US$ 53,81 per barel pada Jumat kemarin, mendekati level tertinggi dalam 8 bulan.
Analis mengatakan, WTI keluar dari level resistance sekitar US$ 53 per barel, dan membantunya untuk terus naik. Sementara resistance untuk BRent berada di US$ 58,5 dan US$ 59 per barel.
Hal tersebut dikatakan oleh Tom Kloza, Global Head of Energy Alanlysts di Oil Price Information Service kepada CNBC awal pekan ini.
Harga minyak melompat pada bulan ini karean imbas dari tensi geopolitik dan ekspektasi bahwa OPEC dan eksportir minyak lainnnya akan memperpanjang kesepakatan untuk membatasi produksi mereka.