Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) berencana merenovasi gedung Alexander Andries (AA) Maramis di kompleks Kemenkeu, Jakarta.
Gedung yang disebut-sebut angker tersebut merupakan cagar budaya lantaran telah dibangun sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pihaknya bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah membicarakan soal renovasi gedung tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Kami sudah bicara dengan Pak Menteri PUPR, kan ini gedungnya bagus dan merupakan heritage warisan nanti kita lihat bagaimana perencanaannya," ujar dia di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (29/12/2017).
Dia mengatakan, dengan renovasi yang dilakukan nantinya diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk mempelajari sejarah bangsa melalui gedung-gedung bersejarah ini.
"Saya rasa gedung Daendels itu bisa jadi pusat belajar yang luar biasa nilai historisnya cerita di balik itu, sehingga anak muda kalian milenial bisa connected dengan akar bangsa ini," kata dia.
Sementara terkait dengan rumor yang menyebutkan jika gedung AA Maramis peninggalan Belanda ini berhantu, Sri Mulyani menyatakan hal tersebut tidak benar. Bahkan, dia mengaku tidak tahu jika gedung tersebut angker.
"Enggaklah, saya enggak tahu malah kalau horor, tapi kan itu gedungnya bagus, ya," kata dia.
Terlepas dari isu soal angkernya gedung tersebut, Sri Mulyani menegaskan jika gedung-gedung bersejarah seperti gedung AA Maramis ini perlu mendapatkan perhatian. Sebab, jika dilestarikan gedung-gedung tersebut justru akan membentuk citra yang baik, bukan hanya bagi Jakarta, melainkan juga Indonesia.
"Indonesia kan perlu persentasikan kota-kota dengan sejarahnya masa lalu dipakai untuk kita semua belajar pengalaman dan perjalanan republik ini. Nah itu bisa diceritakan dengan dari berbagai macam gedung, lokasi tempat bersejarah. Bagaimana Indonesia jadi sekarang ini kan jadi penjelasan Indonesia di masa lalu, jadi tahu sejarahnya seperti apa dan agar menjadi sumber sejarah yang baik," tandas dia.
Kisah Nyata Gedung Putih Berhantu di Lapangan Banteng
Gedung AA Maramis yang ada di kompleks Kementerian Keuangan, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, akan segera berganti wajah. Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang mengelola aset bangunan bersejarah itu memutuskan untuk segera merenovasi gedung tersebut.
Dengan luas 12 ribu meter persegi, gedung AA Maramis selama ini telah menjadi kompleks gedung perkantoran bersejarah terbesar di Asia Tenggara. Kenapa bersejarah? Karena gedung ini dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels, lebih dari 200 tahun silam.
Tak sulit menemukan gedung ini. Jika Anda berada di kawasan Lapangan Banteng dan sekitarnya atau sedang melewati Jalan Budi Utomo, akan terlihat sebuah gedung berwarna putih di dalam kompleks Kementerian Keuangan. Gedung ini memiliki banyak jendela dengan dua daun pintu berukuran besar.
Posisinya dekat dengan lapangan yang biasa digunakan untuk upacara. Jika dari arah Jalan Gunung Sahari, kemudian masuk ke Jalan Budi Utomo, maka gedung ini berada di sisi kiri jalan.
Gedung ini tepat berada di antara Gedung Perbendaharaan dan ruang pertemuan. Atmosfer seolah berada di Belanda langsung hadir lantaran adanya prasasti yang tertempel di pintu masuk bertuliskan nama Daendels bercampur bahasa Belanda.
Tak hanya bersejarah, Gedung AA Maramis juga dikenal angker. Selain penampakan bak gedung kosong jika dilihat dari luar, kesan angker juga sangat terasa jika pandangan diarahkan ke pintu masuk di lantai dasar yang terkesan gelap dan tak berpenghuni.
Banyak sudah cerita seram dan mistis yang beredar terkait dengan keberadaan gedung berlantai tiga ini. Baik dari mereka yang sekadar lewat maupun para pegawai yang sehari-harinya bekerja di gedung tanpa penghuni tersebut. Mulai dari penampakan bayangan berpakaian putih, suara derap kuda, serta suara orang tertawa pada malam hari.
Bahkan, Kepala Bagian Rumah Tangga Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Agam Embun Surapati tak menampik jika bangunan tersebut angker. Sebab, dia pernah merasakan sendiri bahwa dunia lain itu ada saat dirinya berkantor di Gedung AA Maramis.
"Memang betul seram, ada yang ngalamin sendiri, termasuk saya. Saya kan sudah bekerja sejak 1982, saat itu pernah lihat mesin ketik jalan sendiri, mendengar suara seperti orang berjalan tak, tok, tak, tok," papar Agam, Kamis (28/12/2017).
Cerita Agam tentu beralasan, karena pegawai Kemenko Perekonomian merupakan yang terakhir menempati gedung tersebut. Termasuk mengetahui seluk-beluk di dalam gedung yang jarang diketahui publik.
"Gedung ini terdiri dari tiga lantai, semuanya masih asli arsitektur Belanda. Pintu, tangga, dan lantainya masih asli semua. Kamar Daendels saja dikunci, tidak ada yang boleh masuk, enggak tahu apa isi di dalamnya," kata Agam.
Apalagi, setelah dua tahun terakhir gedung ini sama sekali kosong dan tidak difungsikan. Oleh karena itu, jadilah gedung AA Maramis menjadi bangunan yang terbengkalai karena tak lagi berpenghuni. Padahal, bangunan ini punya sejarah panjang, baik saat pembangunan maupun pemanfaatannya.
Advertisement