Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) akan merenovasi gedung bersejarah Alexander Andries (AA) Maramis milik Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Gedung seluas 12 ribu meter persegi ini merupakan cagar budaya terbesar dalam bentuk perkantoran se-Asia Tenggara.
Bagaimana sebetulnya kondisi gedung yang familiar dengan nama gedung Daendels ini?
Advertisement
Baca Juga
Dari pengamatan Liputan6.com, gedung AA Maramis berada di komplek Kementerian Keuangan, bersebelahan dengan gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Gedung peninggalan pemerintah kolonial Hindia-Belanda ini didominasi warna putih.
Di depan gedung, terdapat lapangan luas nan hijau yang kerap digunakan jajaran Kementerian Keuangan untuk menggelar upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI, Hari Oeang RI, dan lainnya.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Nufransa Wira Sakti mengungkapkan, gedung AA Maramis Kemenkeu merupakan cagar budaya nasional. Saat ini, tidak ada aktivitas di dalam gedung termasuk untuk kantor PNS Kemenkeu.
"Gedung ini cagar budaya nasional terbesar dalam bentuk perkantoran se-Asia Tenggara. Saat ini dalam keadaan kosong, tapi zaman dulu dipakai untuk kantor Kemenkeu," kata Nufransa saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (28/12/2017).
Menurutnya, untuk melakukan renovasi atau perbaikan gedung berusia lebih dari 200 tahun itu, diperlukan studi mendalam. Sehingga Kemenkeu belum dapat memastikan kapan renovasi gedung AA Maramis bisa dimulai.
"Renovasi diperlukan studi mendalam. Saat ini masih dilakukan studi, belum ada dasar hukumnya. Rencana 2018 dan segala hal yang berhubungan dengan peruntukannya masih perlu pembahasan dasar hukum dan studinya," jelas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kosong 2 Tahun
Dihubungi terpisah, Kepala Bagian Rumah Tangga Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Agam Embun Surapati menambahkan, gedung AA Maramis sudah kosong melompong sejak 2 tahun lalu. Sebelumnya beberapa PNS diperkenankan bekerja di gedung tersebut.
"Terakhir pegawai Kemenko Perekonomian yang menempati, tapi sudah 2 tahun ini kosong. Karena memang mau dilestarikan untuk cagar budaya. Tidak ada aktivitas yang bekerja sama sekali di sana (gedung AA Maramis)," dia menerangkan.
Setelah di renovasi pun nantinya, Agam bilang, gedung AA Maramis tidak akan ditempati. Karena memang peruntukkannya sebagai cagar budaya nasional.
"Gedung ini terdiri dari 3 lantai, semuanya masih asli arsitektur Belanda. Pintu, tangga, dan lantainya masih asli semua. Kamar Deandels saja dikunci tidak ada yang boleh masuk, enggak tahu apa isi di dalamnya," kata dia.
Advertisement
Cerita Mistis
Gedung AA Maramis Kemenkeu yang dibangun Belanda pada 1809 itu menyimpan cerita misteri. Agam tak menampik jika bangunan tersebut angker. Pasalnya dia pernah merasakan sendiri bahwa dunia lain itu ada saat berkantor di gedung AA Maramis.
"Memang betul seram, ada yang ngalamin sendiri termasuk saya. Saya kan sudah bekerja sejak 1982, saat itu pernah lihat mesin ketik jalan sendiri, mendengar suara seperti orang berjalan tak, tok, tak, tok," papar Agam.
Dia menceritakan, pasca terjadinya gempa beberapa tahun silam, gedung di belakang AA Maramis yakni gedung Syafrudin Prawiranegara II Kemenkeu dan di sampingnya gedung Ali Wardhana pernah ingin dirobohkan.
"Namun tidak jadi, karena pasti akan mengenai gedung AA Maramis Kemenkeu yang merupakan cagar budaya. Jadi masih dipertahankan sampai saat ini," pungkas Agam.