Harga Minyak Indonesia Naik Terpengaruh Keputusan OPEC

Produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC pada November 2017 turun sebesar 0,13 juta barel per hari (bph).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Jan 2018, 10:10 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2018, 10:10 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Harga Minyak Indonesia menetapkan, rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada Desember 2017 naik sebesar US$ 1,56 per barel, menjadi US$ 60,90 per barel dari US$ 59,34 per barel pada bulan sebelumnya.

Seperti yang dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta Jumat (5/1/2017), ICP SLC pada Desember 2017 mencapai US$ 61,19 per barel, naik sebesar US$ 1,36 per barel dari US$ 59,83 per barel pada Desember 2017.

Kenaikan harga minyak mentah Indonesia ini juga sejalan dengan peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional,yang diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu aksi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memperpanjang kesepakatan, untuk membatasi produksi hingga akhir tahun 2018 pada general meeting yang diadakan pada 30 November 2017 di Vienna.

Berdasarkan publikasi OPEC ‎ Desember 2017, produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC pada November 2017 turun sebesar 0,13 juta barel per hari (bph) menjadi sebesar 32,45 juta bph, dari Oktober 2017 yaitu sebesar 32,58 juta bph.

Proyeksi permintaan minyak mentah global 2018 naik sebesar 1,51 juta bph menjadi sebesar 98,45 juta bph, dari proyeksi tahun 2017 yaitu sebesar 96,94 juta bph.

Berdasarkan publikasi ‎ International Energy Agency (IEA) pada Desember 2017, produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC pada November 2017 mengalami penurunan dibandingkan dengan Oktober 2017 sebesar 0,13 juta bph dari 32,49 juta bph pada Oktober 2017 menjadi sebesar 32,36 juta bph pada November 2017.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Stok Minyak AS

Tambang Minyak
Tambang Minyak (REUTERS/Cooper Neill)

Berdasarkan laporan EIA Amerika Serikat, tingkat stok minyak mentah komersial Amerika Serikat selama bulan Desember 2017 sampai Minggu ke-4 mengalami penurunan dibandingkan dengan stok di November 2017, yaitu stok minyak mentah komersial turun sebesar 21,8 juta barel menjadi sebesar 431,9 juta barel dari stok bulan November 2017 sebesar 453,7 juta barel.

Jalur perpipaan minyak terbesar di United Kingdom, North Sea Forties, yang mengalirkan sekitar 450 ribu bph minyak shut down. Diperkirakan diperlukan waktu perbaikan selama beberapa minggu sebelum pipa dapat beroperasi normal kembali.

Terjadinya ledakan di terminal bus New York Port Authority pada tanggal 11 Desember 2017 yang meningkatkan pembelian minyak di pasar Amerika Serikat

Serikat buruh minyak di Nigeria, produsen minyak terbesar di Afrika, melancarkan aksi mogok kerja pada tanggal 18 Desember 2017 sebagai protes atas terjadinya pemecatan masal di negara tersebut. Rencana aksi mogok kerja tersebut menimbulkan kekhawatiran terganggunya produksi minyak di Nigeria.

Meningkatnya penggunaan gasoline di Amerika Serikat dikarenakan Christmas Holiday.

Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi antara lain oleh ‎meningkatnya resiko geopolitik di Timur Tengah dikarenakan pernyataan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel.

Meningkatnya permintaan minyak mentah di China yang diikuti dengan peningkatan permintaan diesel oil, kerosene, LPG, fuel Oil dan Gasoline.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya