Saingi Komodo Bond, PLN Bakal Tawarkan Obligasi Global Rp 20 T

Penerbitan obligasi korporasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan investasi dan biaya operasional PLN di 2018.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Jan 2018, 16:55 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2018, 16:55 WIB
20160530- Dirut PT PLN Sofyan Basir-Jakarta- Helmi Afandi
Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir usai mendatangi KPK, Jakarta, Senin (30/5/2016). Kedatangan Sofyan meminta pengawasan KPK terkait proyek listrik 35.000 MW. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) berencana menerbitkan obligasi global berdenominasi rupiah pada kuartal II-2018. Rencananya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut akan menjual surat utang ini dengan target sekitar Rp 20 triliun.

Upaya PLN tersebut menyusul pencatatan Komodo Bond oleh PT Jasa Marga Tbk akhir tahun lalu dengan nilai Rp 4 triliun atau US$ 295,7 juta. Kupon yang ditawarkan 7,5 persen.

"Ya namanya apa kek biar tidak Komodo lagi. Cacing Bond, Nasi Goreng Bond, atau Setrum Bond. Niatnya ada (menerbitkan)," ujar Direktur Utama PLN, Sofyan Basir saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/1/2018).

PLN, sambungnya, akan menawarkan surat utang jangka panjang itu sekitar US$ 1 miliar sampai US$ 2 miliar. Dalam rupiah, Sofyan menghitungnya sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 20 triliun.

"Iya US$ 1 miliar-US$ 2 miliar atau sekitar Rp 10-20 triliun," ujar mantan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) ini.

Targetnya, kata Sofyan, penerbitan surat utang ini akan dilakukan pada kuartal II-2018. Dia pun berharap bahwa bunga atau kupon surat utang yang dirilis PLN akan lebih rendah dibanding Komodo Bond.

"Mudah-mudahan sebelum Juni ini. Jadi di kuartal II. Bunganya bagusnya sih di bawah Komodo (Bond) ya, harapannya begitu," terangnya.

Lebih jauh Sofyan menjelaskan, penerbitan obligasi korporasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan investasi dan sedikit biaya operasional di 2018 yang mencapai sekitar US$ 5 miliar.

"Kita mau coba karena kita kan butuh rupiah. Siapa tahu rupiahnya bisa diambil dari luar (negeri). Kalau komitmen pendanaan dalam dolar AS kan sudah ada. Apalagi takut keterbatasan di dalam negeri, perbankan nasional pasti ada," tutur Sofyan.

Dia meyakini bahwa penerbitan surat utang sekitar Rp 20 triliun ini tidak terlampau besar bagi perusahaan yang membukukan aset senilai Rp 1.300 triliun itu. Pihaknya akan berdiskusi mengenai hal ini kepada Menteri BUMN dan Kementerian Keuangan.

"Aset PLN kan Rp 1.300 triliun. Proyek kita saja Rp 2.000 triliun dalam 5 tahun. Jauh memang kebutuhannya, karena kalau Rp 2-5 triliun kan cukup dari bank lokal," pungkas Sofyan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jasa Marga Catatkan Komodo Bond di Bursa Saham London

PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mencatatkan obligasi global berdenominasi rupiah di bursa saham London pada Rabu (13/12/2017). Otoritas bursa London menyambut positif pencatatan obligasi atau surat utang tersebut.

Penawaran obligasi Jasa Marga ini alami kelebihan permintaan hampir empat kali. Penawaran obligasi itu diharapkan dapat dukung pembiayaan PT Jasa Marga Tbk dan infrastruktur Indonesia.

Obligasi yang disebut Komodo Bond ini ditawarkan senilai Rp 4 triliun atau US$ 295,7 juta dengan kupon 7,5 persen. Dengan penawaran obligasi, PT Jasa Marga Tbk dapat akses investor global melalui pencatatan di bursa saham London. Penawaran obligasi itu diminati investor global. Diharapkan dana hasil penawaran obligasi dapat dukung pengembangan infrastruktur dan percepat pertumbuhan ekonomi.

Menteri BUMN Rini Soemarno menuturkan, investor dapat keuntungan dengan akses peluang investasi di infrastruktur Indonesia. Komodo Bond itu memungkinkan investor asing dapat akses infrastruktur berkualitas tinggi untuk diversifikasi portofolio mereka.

"Investor juga dapatkan akses ke mata uang lokal yang memungkinkan mereka dapat tingkat pengembalian lebih tinggi dibandingkan obligasi US$. Obligasi berdenominasi rupiah akan efektif untuk pendanaan dan manajemen risiko," ujar Rini seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu pekan ini.

Ia menambahkan, penerbitan obligasi global dengan denominasi rupiah juga diversifikasi basis investor dan menciptakan sumber pendanaan baru. "Dengan penerbitan obligasi rupiah global atau obligasi komodo (Komodo Bond) memiliki fleksibilitas untuk memilih alternatif pendanaan di tengah kebutuhan investasi yang sangat besar," ujar Rini.

Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Desi Arryani menuturkan, pihaknya apresiasi berbagai partisipasi investor global dengan penawaran Komodo Bond. Transaksi ini juga membuka jalan untuk akses pembiayaan baru.

"Dengan ada kredit kuat dan pendapatan stabil, investor juga berminat dengan penawaran Jasa Marga. Penerbitan melalui bursa saham London, memungkinkan Jasa Marga lebih diversifikasi sumber pendanaannya," kata dia.

Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk meraih pembiayaan lewat penerbitan sekuritisasi dan obligasi pada awal tahun ini. Penerbitan sekuritisasi ini juga pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI).

CEO London Stock Exchange Plc Nikhil Rathi menuturkan, pencatatkan obligasi komodo atau Komodo Bond sebagai tonggak sejarah bagi Indonesia. Apalagi Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi tercepat di negara G-20.

Bursa saham London mendukung emiten Indonesia untuk menarik modal global yang signifikan tanpa risiko mata uang asing. Pencatatan obligasi PT Jasa Marga Tbk merupakan penerbitan obligasi global pertama oleh emiten Asia di bursa saham London.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya