Investor Asing Minati Proyek LRT

Saat ini proyek LRT di Jabodebek dan Palembang melibatkan APBN.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Feb 2018, 11:32 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2018, 11:32 WIB
Diuji Coba Mei Mendatang, Progres Proyek LRT Jakarta Capai 56 Persen
Pekerja memasang tiang-tiang besi di Depo LRT, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (25/1). Progres pembangunan proyek LRT Jakarta secara keseluruhan telah mencapai 56,94 persen pada Januari 2018. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku proyek infrastruktur di Indonesia banyak diminati investor asing. Salah satunya proyek Light Rail Transit (LRT).

Investor yang berminat terhadap LRT ini diungkapkan saat Luhut menghadiri World Economic Forum (WEF) di Davos minggu lalu. Di sana, dia memaparkan berbagai peluang investasi di Indonesia.

"Orang itu di dunia sekarang belum banyak yang tahu apa yang bisa saya investasikan di Indonesia, makanya kita harus package yang bagus. Proyek LRT itu di davos sangat diminati," kata Luhut di Kantor Kementerian Perhubungan, Kamis (1/2/2018).

Saat ini proyek LRT baik di Jabodebek dan Palembang masih melibatkan APBN. Namun ke depannya, kesuksesan proyek ini harus menjadi peluang yang harus ditawarkan ke investor luar negeri.

Seiring dengan hal ini, Luhut juga meminta kepada masyarakat untuk tidak terlalu khawatir mengenai proyek-proyek yang didanai oleh investor asing. Karena pemerintah tetap menerapkan batasan-batasan yang ke depannya sangat menuntungkan bagi masyarakat itu sendiri.

Dia mencontohkan proyek bandara di Pakistan. Di negara itu, bandara di Islamabad dibangun oleh China, bahkan nama bandara menggunakan bahasa China. Meski begitu, pemerintah Pakistan tetap membatasi pengoperasian bandara tersebut dalam beberapa tahun.

"Itu contoh terlalu ekstrem, kita ada enginer luar negeri kerja di sini saja ributnya bukan main. Kalaupun mereka mempekerjakan tenaga asing, itu saya pastikan yang kita sendiri tidak punya, itupun mereka harus didik orang kita, nanti enginer asing itu dalam 2-3 tahun kita ganti dengan tenaga asal Indonesia," tambah dia.

Untuk itu, Luhut meminta kepada Kementerian sektor infrastruktur bisa memaksimalkan pendanaan di luar APBN tersebut demi mempercepat pembangunan di Indonesia. (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Beroperasi Juni 2018, Ini Tiket Sementara LRT Palembang

Tarif LRT Palembang Akan Sama Dengan Angkutan Kota?
Menhub RI Budi Karya Sumadi berpose seusai meninjau LRT Zona 1 Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), akan mulai beroperasi pada Juni 2018. Sebelum beroperasi resmi akan dilakukan uji coba operasi antara Maret hingga Mei mendatang.

"Akhir Februari kereta sudah datang, kita mulai commisioning bulan Maret sampai Mei," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet, Selasa 23 Januari 2018.

Nantinya, ucap Menhub, LRT Palembang akan memiliki tiga titik keberangkatan, yaitu di Jakabaring, Bandara, dan Lippo. Sementara harga tiket ditetapkan Rp 5.000. Jika harga tiket tersebut tidak mencukupi untuk menutup biaya operasional LRT, kelebihan dari biaya itu menjadi beban pemerintah.

Guna mendukung beroperasinya LRT Palembang pada Juni mendatang, Menhub mengaku pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan.

"Kita sudah menunjuk konsultan integrator yang akan mengintegrasikan semua fungsi dan kepentingan di sini karena fasilitas ini merupakan yang terbaru di Indonesia," dia menambahkan.

Untuk itu, Menhub meminta para stakeholder aktif melakukan koordinasi terkait feeder dan transit oriented development (TOD) agar manajemen perkotaan dapat berfungsi dengan baik dan memberikan pendapatan bagi kota.

"Saya minta Ditjen Perkeretaapian dan tim mempersiapkan dengan baik bagaimana bangkitkan penumpang, feeder, dan TOD berfungsi, karena kita ingin sekali LRT Palembang menjadi contoh bagi suatu pengembangan kota," dia melanjutkan.

Menhub juga meminta Pemda untuk mengubah rute lalu lintas transportasi yang ada dan memfungsikan TOD secara maksimal.

Hal ini dimaksudkan agar di satu sisi secara fungsional TOD bisa menampung bangkitan lalu lintas, tetapi secara komersial Pemda juga mendapat manfaat atas tumbuhnya titik-titik TOD tersebut.

Menhub menegaskan, pembangunan LRT bukan hanya untuk menyambut Asian Games, tetapi juga diharapkan menjadi transportasi massal perkotaan.

“Sebenarnya kalau membangun (LRT) bukan hanya untuk Asian Games. Itu hanya pemicu. Namun, dibangunnya LRT di Palembang sebagai suatu contoh penggunaan transportasi massal di perkotaan,” ucap Menhub.

Menhub ingin pemda serius mempersiapkan rute dan titik TOD dengan baik, sehingga masyarakat dapat mengubah pola hidup dan meninggalkan moda angkutan yang lama.

“LRT adalah suatu teknologi baru, bagaimana kita menarik pengguna motor untuk menggunakan LRT. Dibutuhkan konsep baru yang memberikan suatu daya tarik, supaya orang mau menggunakan LRT, mengubah pola hidup. Itu tidak mudah,” ujar Menhub.

Adanya LRT juga diharapkan menjadi solusi kemacetan di wilayah perkotaan serta meningkatkan mobilitas serta pendapatan masyarakat.

Menhub mengungkapkan, pemerintah berencana membangun LRT di empat kota yang berpenduduk mencapai 2 juta, yaitu Bandung, Makassar, Surabaya, dan Medan.

“Empat kota itu yang menjadi prioritas untuk dibangun LRT. Kalau yang sudah ada feasibility study-nya adalah Surabaya, Bandung dan Medan,” kata Menhub.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya