Waskita Karya Untung Rp 4,2 Triliun di 2017

Peningkatan signifikan pada laba bersih tersebut seiring dengan meningkatnya pendapatan usaha Perseroan pada tahun 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Mar 2018, 12:28 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2018, 12:28 WIB
Waskita Karya
(Foto:BUMN)

Liputan6.com, Jakarta Waskita Karya (Persero) Tbk (kode saham: WSKT) mencatatkan laba bersih (audited) mencapai Rp 4,201 triliun pada 2017. Angka ini melonjak 131,72 persen dibandingkan kinerja laba bersih yang dicapai tahun sebelumnya sebesar Rp 1,813 triliun.

Pencapaian kinerja PT Waskita Karya (Persero) Tbk dalam empat tahun belakangan ini menunjukkan peningkatan  seperti yang dicatat pada laba bersih Perseroan yang melonjak tajam pada 2017.

Sejak tahun 2014 bertumbuh 104,68 persen menjadi Rp 1,048 triliun pada 2015 dan pada Tahun 2016 meningkat 72,99 persen menjadi Rp 1,813 triliun, dan pada 2017 bertumbuh 131,72 persen menjadi Rp 4,201 triliun.

“Prestasi yang dicapai PT Waskita Karya (Persero) Tbk tersebut tidak terlepas dari peran Perseroan sebagai agen pembangunan di bidang infrastruktur yang terus berupaya memberikan kontribusi positif kepada seluruh masyarakat dan stakeholders dalam membangun negeri," kata Direktur Utama Waskita Karya M Choliq dalam keterangannya, Kamis (1/3/2018).

Peningkatan signifikan pada laba bersih tersebut seiring dengan meningkatnya pendapatan usaha Perseroan pada tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp 45,21 triliun atau bertumbuh 90,04 persen dibandingkan pencapaian pada 2016 sebesar Rp 23,79 triliun. Pada sisi nilai kontrak baru yang diperoleh perseroan sepanjang 2017 sebesar Rp 55,83 triliun.

Kendati nilai tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 69,97 triliun, namun nilai kontrak yang dalam pengerjaan meningkat menjadi Rp 138,10 triliun atau naik 32,76 persen dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 104,02 triliun.

Dari pos total aset, kinerja Perseroan juga mencatat lonjakan yang tinggi. Pada 2017, total aset Perseroan melonjak menjadi Rp 97,89 triliun atau 59,35 persen dari posisi sebelumnya sebesar Rp 61,43 triliun.

Sedangkan tahun 2013 total aset masih berada di posisi Rp 8,79 triliun, naik menjadi Rp 112,54 triliun pada 2014 dan Rp 30,31 triliun pada 2015. Kemudian melonjak sebesar 102,67 persen pada 2016 menjadi Rp 61,43 triliun.

Demikian juga total ekuitas secara berturut turut naik dari Rp 2,32 triliun pada 2013 menjadi Rp 2,77 triliun (+19,39 persen) pada 2014. Kemudian kenaikan total ekuitas melonjak 250,18 persen dari capaian 2015 menjadi Rp 9,70 triliun, kemudian naik 72,88 persen pada 2016 dan meningkat 35,65 persen menjadi Rp 22,75 triliun pada 2017.

Sepanjang 2017, pengembangan bisnis merupakan segmen kontrak dalam pengerjaan yang paling dominan di mana kontrak tersebut sebagian besar berasal dari investasi jalan tol yang dilakukan melalui anak usaha, menempati porsi 69 persen disusul dengan kontrak-kontrak dari BUMN/BUMD sebesar 16 persen, Pemerintah 10 persen dan swasta hanya 5 persen.

Waskita Karya Bakal Kurangi Jumlah Proyek yang Digarap

PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah mengevaluasi jumlah proyek yang sedang dikerjakan perusahaan saat ini. Hal tersebut menyusul kecelakaan kerja yang terjadi disejumlah proyek yang dikerjakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Choliq mengakui, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, jumlah proyek yang dikerjakan oleh Waskita meningkat signifikan. Bahkan pertumbuhannya mencapai 100 persen per tahun.

"Kapasitasnya ini sedang kami kaji secara baik, karena dalam tiga tahun terakhir ini setiap tahunnya naik hampir 100 persen," ujar dia di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Dia mencontohkan, pada 2017, nilai proyek yang dikerjakan Waskita mencapai Rp 45 triliun. Padahal 2-3 tahun sebelumnya total proyek yang dikerjakan ‎perusahaan plat merah tersebut hanya berkisar Rp 10 triliun-Rp 15 triliun.

"Tahu lalu Rp 45 triliun. Sebelumnya Rp 24 triliun. naik 100 persen," kata dia.

Sedangkan, lanjut Choliq, penambahan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Waskita hanya mencapai 30 persen. Hal ini dinilai membuat jumlah proyek yang dikerjakan tidak sejalan dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan.

"Tiga tahun lalu tidak ada kan terdengar kecelakaan di Waskita, mungkin karena produksinya masih Rp 10 triliun," ungkap dia.

Oleh sebab itu, Choliq menyatakan saat ini pihaknya sedang melakukan evaluasi terhadap proyek-proyek yang sedang dikerjakan. Kemungkinan ke depan Waskita tidak akan terlalu gencar dalam mencari proyek baru.

"Sedang dievaluasi. Nanti kalau Dirutnya baru oh kebesaran, ya kurangin.‎ Kayanya iya (dikurangi). Menurut saya paling banter ya tambah 10 persen saja produksinya dari tahun lalu Rp 45 triliun. Tapi ecelakaan itu kan kaitannya dengan produksi (proses pengerjaan) bukan dengan kontrak," tandas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya