Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk masih mengalami berdarah-darah. Keuangan perusahaan terbebani utang jumbo mencapai Rp 45,84 triliun per 2024.
Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho mengungkapkan, beban utang perusahaan yang mencapai Rp 45,84 triliun tersebut ke sejumlah pihak.
Advertisement
Baca Juga
"Total utang kita di 2024, 2022 sampai 2024 saya jelaskan disini total utang itu Rp 45,8 triliun," kata Hanugroho dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Advertisement
Dia turut merinci jumlah utang ke banyak pihak. Porsi paling besar tercatat pada aspek restrukturisasi utang dengan perbankan dalam perjanjian master restructuring agreement (MRA) senilai Rp 26 triliun. MRA ini merupakan perjanjian terbaru dari MRA tahap pertama di 2021.
Berikutnya, ada kategori obligasi, sukuk, obligasi penjaminan maupun non-penjaminan. Obligasi penjaminan dari pemerintah tercatat sebesar Rp 9,76 triliun.
"Selanjutnya untuk ini ada tambahan lagi kredit modal kerja penjaminan, ini hanya Himbara plus 2 BPD (Bank Pembangunan Daerah) yang support kita itu hampir sekitar Rp 5,2 triliun," terangnya.
Hanugroho turut mengungkapkan jumlah utang Waskita Karya kepada vendor-vendor yang sempat menjadi rekanannya. Jumlahnya mencapai Rp 3,78 triliun. Terakhir, ada utang pajak Rp 1 triliun.
"Selanjutnya ada vendor, utang vendor utang vendor Rp 3,78 triliun dan selanjutnya juga ada pajak ini sampai dengan 2024 ini sekitar Rp 1 triliun," beber dia.
Dengan demikian, jumlah total utang Waskita Karya mencapai Rp 45,84 triliun. Angka ini lebih rendah dari posisi utang pada 2022 sebesar Rp 49,5 triliun, dan posisi utang pada 2023 sebesar Rp 50,04 triliun.
Program Restrukturisasi Waskita
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk terus berkomitmen melakukan transformasi bisnis demi keberlanjutan perusahaan. Selain memperbaiki kondisi keuangan, Waskita juga menerapkan strategi transformasi yang mencakup pemulihan bisnis, penguatan organisasi dan budaya kerja, restrukturisasi keuangan, serta digitalisasi.
"Strategi ini kami jalankan agar Waskita Karya dapat menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan," ujar Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita dalam keterangan resmi, Selasa (18/2/2025).
Fokus pada Kontrak Baru dan Penguatan SDM
Dalam strategi bisnis, Waskita Karya kini berfokus pada peningkatan perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB). Untuk memastikan proyek yang diambil layak dan minim risiko, perusahaan membentuk Komite Manajemen Risiko yang mengevaluasi setiap proyek sebelum mengikuti tender.
Selain itu, peningkatan kompetensi karyawan juga menjadi prioritas. Waskita rutin mengadakan pelatihan dan sertifikasi bagi pegawai untuk meningkatkan keahlian mereka dan menghadapi tantangan industri konstruksi di masa depan. Efisiensi Proses Konstruksi dengan Teknologi
Demi meningkatkan efisiensi dan kualitas proyek, Ermy menyebut Waskita Karya mengadopsi metode lean construction dan optimalisasi penggunaan stok material. Selain itu, perusahaan mengembangkan program Value Stream Booster (VSB) untuk mendeteksi potensi kenaikan biaya sejak awal dengan lebih akurat.
Advertisement
Transformasi Digital
Transformasi digital juga diterapkan dalam berbagai aspek operasional. Waskita Karya menjadi satu-satunya perusahaan konstruksi yang mengintegrasikan Core System ERP SAP S/4 HANA, Building Information Modelling (BIM), dan Last Planner System (LPS).
Teknologi kecerdasan buatan (AI) juga digunakan dalam proyek-proyeknya. Salah satunya adalah WISENS (Waskita Intelligent Sensing System), termasuk AI Pavement Crack Detection untuk mendeteksi kerusakan jalan secara otomatis.
“Teknologi ini dapat mempercepat inspeksi jalan tol hingga 40%. Selain itu, Waskita juga menerapkan AI APD Inspection untuk memastikan pekerja selalu menggunakan alat pelindung diri (APD), guna mencapai target zero fatality atau nol kecelakaan kerja,” jelas Ermy.
