Punya Utang Jumbo, Waskita Karya Sanggup Bayar?

PT Waskita Karya (Persero) Tbk tercatat memiliki utang jumbo mencapai Rp 45,84 triliun dari 2022-2024 lalu. Namun, sumber pendapatan perusahaan terbatas hanya dari kontrak baru maupun hasil penjualan jalan tol yang dimilikinya.

oleh Arief Rahman H Diperbarui 05 Mar 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 15:00 WIB
PT Waskita Karya (Persero) Tbk komitmen percepat pembangunan Bendungan Bener paket 2. (Foto: Waskita Karya)
PT Waskita Karya (Persero) Tbk komitmen percepat pembangunan Bendungan Bener paket 2. (Foto: Waskita Karya)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta PT Waskita Karya (Persero) Tbk tercatat memiliki utang jumbo mencapai Rp 45,84 triliun dari 2022-2024 lalu. Namun, sumber pendapatan perusahaan terbatas hanya dari kontrak baru maupun hasil penjualan jalan tol yang dimilikinya.

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho menyadari beban keuangan yang dialami perusahaannya. Waskita menyimpan investasi ke jalan tol, namun, kata dia, sejatinya bukan sebagai operator melainkan pengembang (developer).

"Perlu saya sampaikan disini bahwa dengan komposisi profile seperti ini sedangkan Waskita ini kan kalau ditanya, kita itu kan memang ada investasi di jalan tol, tapi kita bukan tujuannya sebagai operator, kita sebagai developer jalan tol, artinya selesai dibangun langsung dijual," ungkap Hanugroho dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Dia menjelaskan, dari 18 proyek jalan tol yang dibangunnya, sudah ada 9 jalan tol yang didivestasikan. Artinya, masih tersisa 9 proyek jalan tol lagi yang belum dijual.

Dia bilang, penjualan jalan tol yang dimilikinya itu menjadi salah satu dari dua opsi pendapatan perusahaan. Selain adanya kontrak baru atau sisa nilai proyek lama yang digarap Waskita Karya.

"Nah target utama kita di dalam program restrukturisasi kita itu adalah bahwa sumber cashflow kita cuma 2 Pak, sekarang proyek baru ataupun sisa nilai proyek yang lama, yang kedua adalah divestasi jalan tol, itu sumber kita," ujarnya.

Hanugroho menyampaikan, pasca perjanjian master restructuring agreement (MRA) diperbarui, perbankan tak lagi memberikan pendanaan ke Waskita. Siasatnya adalah dengan mengelola (manage) proyek yang ada agar tidak menjadi masalah kedepannya.

'Sekarang tidak ada lagi fasilitas perbankan karena di restrukturisasi. Restrukturisasi ini kan otomatis bank tidak akan pernah bisa memberikan exposure baru kepada kita. Jadi bagaimana kita mencari proyek baru, me-manage proyek yang existing supaya juga menghasilkan margin yang bagus tidak bermasalah gitu ya," urainya.

"Yang kedua adalah bagaimana divestasi ini bisa kita lakukan," sambung Hanugroho.

 

Promosi 1

Punya Utang Jumbo

Gedung PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Gedung PT Waskita Karya (Persero) Tbk (dok: WSKT)... Selengkapnya

Diberitakan sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk masih mengalami jalan yang berdarah-darah. Keuangan perusahaan diketahui terbebani dengan utang jumbo mencapai Rp 45,84 triliun per 2024 lalu.

Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho mengungkapkan beban utang perusahaan yang mencapai Rp 45,84 triliun tersebut.

"Total utang kita di tahun 2024, 2022 sampai 2024 saya jelaskan disini total utang itu Rp 45,8 triliun," kata Hanugroho dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Dia turut merinci jumlah utang ke banyak pihak. Porsi paling besar tercatat pada aspek restrukturisasi utang dengan perbankan dalam perjanjian master restructuring agreement (MRA) senilai Rp 26 triliun. MRA ini merupakan perjanjian terbaru dari MRA tahap pertama di 2021 lalu.

Berikutnya, ada kategori obligasi, sukuk, obligasi penjaminan maupun non penjaminan. Obligasi penjaminan dari pemerintah tercatat sebesar Rp 9,76 triliun.

"Selanjutnya untuk ini ada tambahan lagi kredit modal kerja penjaminan, ini hanya Himbara plus 2 BPD (Bank Pembangunan Daerah) yang support kita itu hampir sekitar Rp 5,2 triliun," terangnya.

 

Utang Vendor

Gedung Waskita Karya. Dok: Waskita Karya
Gedung Waskita Karya. Dok: Waskita Karya... Selengkapnya

Hanugroho turut mengungkapkan jumlah utang Waskita Karya kepada vendor-vendor yang sempat menjadi rekanannya. Jumlahnya mencapai Rp 3,78 triliun. Terakhir, ada utang pajak Rp 1 triliun.

"Selanjutnya ada vendor, utang vendor utang vendor Rp 3,78 triliun dan selanjutnya juga ada pajak ini sampai dengan 2024 ini sekitar Rp 1 triliun," beber dia.

Dengan demikian, jumlah total utang Waskita Karya mencapai Rp 45,84 triliun. Angka ini lebih rendah dari posisi utang pada 2022 sebesar Rp 49,5 triliun, dan posisi utang pada 2023 sebesar Rp 50,04 triliun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya