Bill Gates: Mata Uang Digital Bisa Sebabkan Kematian

Pendiri Microsoft yang juga merupakan salah satu miliarder Bill Gates meminta masyarakat waspada dan menghindari investasi dalam bentuk uang digital (cryptocurrency).

oleh Vina A Muliana diperbarui 01 Mar 2018, 21:53 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2018, 21:53 WIB
Bill Gates
Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (AFP PHOTO/JOEL SAGET)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Microsoft yang juga merupakan salah satu miliarder terkaya dunia Bill Gates meminta masyarakat waspada dan menghindari investasi dalam bentuk uang digital (cryptocurrency).

Menurut Bill Gates, investasi di uang digital dapat mengakibatkan kematian dalam cara yang berbeda.Gates menyampaikan hal ini saat berbicara dalam sesi talkshow yang diselenggarakan Reddit. Menurut dia, anonimitas uang digital bisa dimanfaatkan kriminal untuk berbagai transaksi seperti penghindaran pajak, pencucian uang hingga transaksi penukaran ilegal.

"Fitur utama uang digital adalah anonimitasnya. Dan saya pikir itu bukan hal yang baik," tutur Gates seperti dilansir dari Independent, Kamis (1/3/2018).

Gates mencontohkan, pihak tidak bertanggung jawab pernah melakukan transaksi dengan uang digital untuk membeli obat penghilang rasa nyeri dalam dosis tinggi. Obat itu pun digunakan secara tidak bertanggung jawab dan mengancam nyawa orang lain.

"Saat ini, uang digital banyak dipakai untuk membeli obat dengan dosis tinggi. Jika tidak dihentikan ini bisa mengakibatkan kematian dan kerugian orang lain," kata Gates.

Bill Gates bukanlah satu-satunya miliarder yang meminta masyarakat waspada tentang bahaya dibalik mata uang digital. Sebelumnya miliarder Warren Buffett juga menyatakan pendapat sama akan hal ini.

Meski banyak miliarder dan pengusaha teknologi yang melihat uang digital sebagai sesuatu yang negatif, orang-orang yang berkecimpung di awal kemunculan Bitcoin justru mengungkap hal yang berbeda.

Bagi para investor Bitcoin, adanya uang digital ini merupakan cara yang bisa dipilih masyarakat untuk melepaskan diri dari belenggu aturan di dunia keuangan. Adanya uang digital juga dianggap melahirkan gerakab baru yang sukses seperti halnya apa yang sudah dilakukan kumpulan hacker di Anonymous dan situs Wikileaks.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

CEO JP Morgan Akui Keliru Sebut Bitcoin sebagai Penipuan

CEO JP Morgan, Jamie Dimon
CEO JP Morgan, Jamie Dimon (Foto:Istimewa)

Sebelumnya, CEO dan Chairman JP Morgan Chase, Jamie Dimon mengakui telah membuat pernyataan keliru mengenai bitcoin tahun lalu. Ketika itu, ia menyebut bitcoin adalah fraud alias penipuan.

Namun, dalam wawancara terbaru dengan Fox Business, ia mengoreksi pernyataan tersebut. Kali ini, ia mengakui tren blockchain benar-benar terjadi."Blockchain merupakan hal yang nyata," tuturnya seperti dikutip dari CNBC, Rabu 10 Januari 2018. Menurutnya, setiap orang sebenarnya dapat memiliki cryptocurrency dalam bentuk yen atau dolar.

Hanya, dalam hal ini, ia menyarankan untuk membahas soal ICO atau initial coin offerings, secara berbeda. Untuk informasi, ICO merupakan cara kontroversial yang dilakukan perusahaan cryptocurrency untuk menggalang dana.

"Bagi saya, bitcoin sama seperti yang dipikirkan pemerintah, bahwa hal ini akan terus menjadi besar. Saya hanya memiliki opini berbeda dari orang lain (mengenai bitcoin adalah fraud)," tuturnya.

Kendati demikian, ia mengaku tak memiliki rencana untuk terjun langsung ke ranah blockchain. Dimon merasa tak memiliki ketertarikan untuk megembangkan bisnis di bitcoin.

Untuk informasi, Dimon memang sempat mengkritik bitcoin tak ubahnya 'fraud' tahun lalu. Bahkan, ia tak segan menyebut para investor mata uang digital ini melakukan hal sia-sia.

"Jika kamu cukup bodoh untuk membelinya, kamu akan merasakan akibatnya suatu saat," tuturnya saat konferensi finansial internasional yang digelar Oktober tahun lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya