Kehadiran Jalan Perbatasan Papua Bakal Tekan Harga Barang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat pengerjaan jalan perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Papua.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Mar 2018, 12:21 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2018, 12:21 WIB
Jalan Trans Papua (Foto: Dok Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)
Jalan Trans Papua ruas Wamena-Elelim (Foto: Dok Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot pengerjaan jalan perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Papua. Diharapkan, keberadaan jalan itu nantinya pun dapat mempermurah harga barang di area perbatasan.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menyampaikan, penurunan harga barang seperti pangan dan bahan bangunan bisa terjadi lantaran bisa memangkas waktu tempuh pengiriman, dari berminggu-minggu menjadi hitungan jam saja.

"Selain itu, karena gampang ngontrolnya juga. Perkebunan di sana bisa terjaga, batas negara terjaga," tukasnya kepada Liputan6.com, seperti dikutip Minggu (18/3/2018).

Adapun tujuan pembangunan jalan perbatasan di Papua ini adalah untuk memotong waktu tempuh dari Jayapura ke Merauke. Menurut laporan Kementerian PUPR, waktu tempuh yang semula dalam bilangan minggu kini sudah bisa 8 jam.

"Waktu tempuh dapat semakin lebih pendek menjadi 6 jam saja apabila jalanan sudah semakin baik kondisinya," terang dia.

Manfaat lainnya yaitu pada kemudahan transportasi barang dan manusia, yang sekaligus berdampak pada penurunan harga barang. Dulu, harga-harga sembako, bahan bangunan, pakaian, sampai sayur mayur di sana sangat tinggi karena jalan perbatasan yang rusak parah.

"Sejak jalan perbatasan dibangun, harga sudah relatif lebih murah." terangnya.

Dari catatan Kementerian PUPR, hingga akhir 2017, dari panjang 1.098 km, jalan perbatasan dari Merauke sampai Jayapura sudah tembus 891 km.

Kontraktor tinggal menyelesaikan jalan yang belum tembus sepanjang 207 km, dan direncanakan selesai sepenuhnya 2019.

Lebih lanjut Dirjen Arie mengatakan, keberadaan jalan perbatasan itu juga dimaksudkan untuk menghindari adanya penyusup, yang memasuki wilayah Indonesia melalui garis barat Papua Nugini.

"Contoh penyelundupan narkoba. Dengan dibangun jalan perbatasan aksesnya kebuka, lebih gampang dikendalikan. Pemukiman juga jadi berkembang," pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya