Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al-Qur'an kemudian menjadi pedoman sekaligus petunjuk bagi umat Islam hingga sekarang.
Sebagai umat Rasulullah SAW, sudah sepantasnya muslim belajar Al-Qur'an dengan baik dan benar, sesuai dengan yang dipelajari ulama-ulama terdahulu hingga tersambung kepada Nabi Muhammad SAW.
Advertisement
Dalam kajian Ustadz Adi Hidayat (UAH), salah seorang jemaah bertanya mengenai belajar membaca Al-Qur'an tanpa berguru. Apakah boleh?
Advertisement
Baca Juga
"Al-Qur'an itu mesti dipelajari dengan sanad. Sanad yang dimaksud (ialah) sanad guru yang menerima pelajaran Al-Qur'an dengan baik. Sehingga, ketika mengajarkan kepada kita, maka ajaran itu sesuai dengan ajaran-ajaran (guru-guru) sebelumnya sampai tersambung kepada nabi," kata UAH dikutip dari YouTube Ummu Haniya, Sabtu (25/1/2025).
Menurut UAH, Al-Qur'an bukanlah bacaan Arab biasa. Salah dalam pembacaannya akan menyebabkan salah makna, dan itu merupakan kesalahan yang fatal.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Salah Baca, Salah Makna
UAH mencontohkan rangkaian huruf alif, lam, dan mim (ا ل م). Rangkaian huruf tersebut jika ditempatkan di surah Al-Baqarah ayat pertama maka bunyinya ‘Alif lâm mîm’. Sementara, jika ditempatkan di surah Al-Fiil ayat pertama dibacanya ‘Alam’.
"Dari mana tahunya 'Alam' dengan “Alif lâm mîm”, ada guru yang mengajarkan," tutur UAH.
Meskipun cetakan Al-Qur'an zaman sekarang atau bahkan dengan kecanggihan teknologi modern sehingga memudahkan untuk membaca Al-Qur'an, akan tetapi menurut UAH tetap saja belum tentu seseorang bisa membacanya.
Sebab, membaca Al-Qur'an harus sesuai dengan hukum tajwid serta makharijul huruf atau tempat keluarnya masing-masing huruf hijaiyah.
Advertisement
Ilmu Tanpa Sanad Berbahaya
Dari penjelasan UAH dapat disimpulkan bahwa belajar Al-Qur’an harus dengan guru. KH Reza Ahmad Zahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Reza Lirboyo menjelaskan betapa pentingnya sanad keilmuan dalam bidang ilmu agama.
Menurutnya, mempelajari ilmu Al-Quran atau ilmu syariat Islam tanpa berguru sangatlah berbahaya.
“Sanad ini (diibaratkan) adalah rel, yang harus kita lewati. Jangan terus kemudian lepas dari rel tersebut. Ini pentingnya sanad. Kalau tidak ada sanad dalam keilmuan, maka orang yang mengatakan sesuatu, dia akan berkata sesuka hatinya,” jelas Gus Reza dikutip dari NU Online.
“Barangsiapa yang mempelajari sesuatu tanpa guru, maka gurunya adalah setan,” lanjut putra KH Imam yahya Mahrus ini mengutip sebuah maqolah ulama yang sangat masyhur.
Wallahu a’lam.