Liputan6.com, Jakarta - Mengetahui karakter dan kebiasaan calon istri sebelum melangkah ke jenjang pernikahan menjadi hal penting bagi seorang laki-laki. Namun, bagaimana caranya agar bisa mengenali kebiasaan buruk tanpa terjebak dalam budaya pacaran?
Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, memberikan tips praktis yang menarik.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya mengungkapkan bahwa mengirimkan seorang perempuan yang dekat dengan keluarga, seperti bibi atau adik perempuan, untuk mengenal calon istri dapat menjadi cara efektif untuk mengetahui karakter aslinya. Menurutnya, metode ini lebih jujur dibandingkan pendekatan melalui pacaran.
Advertisement
"Kalau ingin mengetahui hakikat seorang wanita, kirimkan bibimu atau adik perempuanmu untuk duduk dengannya selama seminggu. Dari situ akan ketahuan semuanya, mulai dari kebiasaan baik hingga buruk," ujar Buya Yahya, dinukil dari tayangan ceramah Buya Yahya di kanal YouTube @albahjah-tv.
Dalam video tersebut, Buya Yahya menjelaskan bahwa budaya pacaran sering kali hanya menampilkan sisi terbaik seseorang, tanpa memperlihatkan hakikat yang sebenarnya.
Menurut Buya Yahya, pacaran cenderung penuh kepalsuan. "Kalau pacaran, enggak ada yang enggak bohong. Enggak akan ada yang ngomong, 'saya ini jarang mandi' atau 'saya enggak pernah keramas.' Semuanya akan ditutupi. Bahkan kebiasaan buruk seperti berbicara kotor pun tidak akan terlihat," jelasnya.
Ia menekankan bahwa dalam masa pacaran, seseorang cenderung menampilkan citra sempurna untuk menarik perhatian pasangan. Hal ini, menurut Buya Yahya, membuat pacaran menjadi cara yang kurang efektif untuk mengenal seseorang secara mendalam.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Trik Ini Dijamin Ampuh, daripada Pacaran
Sebaliknya, dengan mengirimkan seseorang yang dipercaya untuk mengenal calon istri, kebiasaan asli perempuan tersebut akan lebih mudah diketahui. "Kalau ada seorang wanita yang duduk dengannya, maka kebiasaan jelek seperti ngomong kotor atau lainnya akan ketahuan," tambahnya.
Buya Yahya juga menyoroti bahwa proses menjaring pasangan melalui pacaran sering kali diwarnai dengan kepura-puraan. "Dalam pacaran, semuanya berperan berpura-pura. Dia hanya akan bercerita tentang kebaikannya saja, menutupi kekurangannya," ujar Buya Yahya.
Ia mengingatkan, budaya pacaran bukan hanya tidak efektif untuk mengenali seseorang, tetapi juga memiliki potensi menimbulkan berbagai masalah lain. Oleh karena itu, ia mendorong umat Islam untuk menghindari budaya pacaran.
Ceramah Buya Yahya tersebut juga mendapat perhatian luas karena memberikan solusi yang praktis dan sesuai dengan ajaran Islam. Dengan pendekatan ini, seseorang tidak hanya dapat mengenal calon pasangan secara jujur tetapi juga tetap menjaga nilai-nilai agama.
Buya Yahya juga mengajak para pemuda untuk mengganti budaya pacaran dengan pendekatan yang lebih syar’i. Misalnya, menggunakan proses taaruf atau meminta bantuan keluarga dalam mengenal calon pasangan.
Menurutnya, taaruf bukan hanya lebih efektif, tetapi juga lebih menjaga kehormatan kedua belah pihak. "Taaruf itu bukan hanya mengenal, tapi juga menjaga kehormatan diri dan keluarga," ungkap Buya Yahya.
Ia menambahkan bahwa dalam Islam, pernikahan adalah proses sakral yang tidak hanya melibatkan dua individu tetapi juga keluarga besar. Oleh karena itu, pendekatan yang melibatkan keluarga sangat dianjurkan.
Advertisement
Pentingnya Mengetahui Karakter Calon Istri
Buya Yahya juga mengingatkan bahwa setiap orang pasti memiliki kekurangan. Namun, proses mengenal melalui keluarga dapat membantu menilai apakah kekurangan tersebut masih bisa diterima dalam kehidupan berumah tangga.
Di sisi lain, ia juga menyoroti pentingnya keterbukaan dan komunikasi yang baik dalam proses perkenalan. Keterlibatan keluarga tidak hanya membantu mengenal calon pasangan tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih harmonis setelah menikah.
Ceramah ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu berpegang pada nilai-nilai agama dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam memilih pasangan hidup.
Buya Yahya menutup ceramahnya dengan pesan agar generasi muda menjauhi budaya pacaran yang tidak sejalan dengan ajaran Islam. "Pacaran itu hanya kepalsuan. Tidak akan membawa kita kepada hakikat seseorang. Maka hindarilah," tegasnya.
Pendekatan ini, menurut Buya Yahya, tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan dunia tetapi juga menjadi bentuk ketaatan kepada Allah. Melalui ceramahnya, Buya Yahya terus mengajak umat Islam untuk menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan syariat.
Tayangan lengkap ceramah ini dapat disimak di kanal YouTube @albahjah-tv. Pesan-pesan Buya Yahya yang lugas dan praktis diharapkan dapat menjadi panduan bagi generasi muda dalam menjalani kehidupan yang lebih islami.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul